Makassar Kini
Pekerja Sulsel yang Terdampak Corona Hampir 15.000 Orang, Dirumahkan Tanpa Gaji hingga PHK
Sudah 14.504 pekerja di Sulawesi Selatan yang terpaksa dirumahkan tanpa gaji dan bahkan mengalami PHK selama masa pandemi Covid-19 melanda.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Sulawesi Selatan Andi Darmawan Bintang menyatakan sektor ketenagakerjaan mengalami pukulan telak dari dampak pandemi dan diperkirakan semakin meningkat efeknya jika kondisi saat ini tidak segera pulih.
Dia menyebut, dampak ketenagakerjaan di Sulsel juga akan terus berubah kerana data yang masuk dan diterima Dinanakertrans Sulsel masih dari 16 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.
Sebanyak 16 daerah tersebut yakni, Makassar, Gowa, Takalar, Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Soppeng, Maros, Pangkep, Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja dan Toraja Utara
"Dari 16 kabupaten/kota ini, total perusahaan terdampak mencapai1.106 perusahaan," urainya kepada media, Jumat (1/5/2020) jelang malam
Dari angka tersebut, total pekerja terdampak dan terpaksa dirumahkan oleh perusahaan 14.037 orang dan total pekerja ter-PHK 467 orang.
Dari total 14.037 pekerja yang dirumahkan, 6.186 tetap dibayarkan upahnya meski tidak penuh seperti saat kondisi normal.
"Selebihnya dirumahkan tanpa menerima upah dan menunggu panggilan bekerja kembali," katanya.
Terkait kontribusi per kabupaten/kota, tiga besar daerah terbanyak yang mengalami dampak Covid-19 yakni, Makassar dengan 9.243 pekerja, lalu Tana Toraja 1.616 pekerja dan Sinjai 839 pekerja.
Sementara, berdasarkan daerah, jumlah pekerja yang PHK tercatat 467 pekerja terdiri atas, Makassar 296 pekerja, Gowa 65 pekerja, Palopo 64 pekerja, Toraja Utara 37 pekerja, Bulukumba 2 pekerja, Sijai 2 pekerja, Takalar 1 pekerja.
"Sektor ekonomi terdampak, jasa, pariwisata, Perdagangan dan Konstruksi. Di antara keempatnya, paling banyak sektor jasa dan perhotelan," katanya.