PDAM Makassar Bangkit dari Rugi ke Untung dalam Tiga Bulan

IST (IST)

MAKASSARINSIGHT.com – Perumda Air Minum (PDAM) Kota Makassar mencatat pencapaian membanggakan setelah berhasil bangkit dari kerugian Rp5,2 miliar menjadi keuntungan Rp826 juta hanya dalam waktu tiga bulan.

Keberhasilan ini dipaparkan Plt Direktur Utama Hamzah Ahmad bersama Plt Direktur Keuangan Nanang Supriyatno dalam konferensi pers memperingati HUT ke-101 PDAM Makassar, 8 Agustus 2025.

Hamzah menjelaskan, salah satu langkah penting yang ditempuh adalah menekan angka kebocoran atau Non-Revenue Water (NRW) yang sebelumnya mencapai 52 persen. PDAM melakukan perbaikan di lebih dari 2.000 titik kebocoran, termasuk pada pipa induk berdiameter 630 milimeter di Jalan Beringin, Kabupaten Gowa.

Baca Juga: 

Hasilnya, NRW turun menjadi 45 persen dan ribuan pelanggan kembali menikmati pasokan air. Sedikitnya 3.114 sambungan rumah yang sebelumnya kering kini kembali teraliri, sementara hampir 500 pengaduan pelanggan berhasil ditangani.

Selain itu, PDAM juga melaksanakan program Masyarakat Umum Layak Air (MULIA) dengan menyediakan lebih dari 600 sambungan air gratis untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Di sisi lain, ekspansi jaringan terus dilakukan melalui koneksi pipa di Pa’baeng-baeng yang mengalirkan air ke wilayah utara dan timur Makassar seperti Salodong dan New Port. Rencana serupa juga disiapkan di Jalan Urip dan Untia yang kini masih menunggu izin dari Balai Jalan Nasional.

Dari sisi efisiensi, Nanang Supriyatno mengungkapkan berbagai pembenahan manajemen turut berperan besar. Anggaran pos “lain-lain” yang sebelumnya mencapai Rp2,5 miliar dipangkas menjadi Rp1 miliar. Rasio jumlah pegawai juga direstrukturisasi dari 1.431 orang menjadi 1.295 orang.

Perubahan ini membuat rasio pegawai terhadap pelanggan menjadi lebih ideal, yakni dari 1:7,78 menjadi 1:6,68 sambungan rumah. Konsekuensinya, beban biaya pegawai yang semula mencapai 36 persen dari pendapatan kini turun menjadi 27 persen.

Baca Juga: 

Efisiensi itu berbuah pada peningkatan pendapatan operasional yang pada Juli 2025 menembus Rp30,4 miliar, tertinggi sepanjang tahun ini. Peningkatan tersebut bukan hanya karena penyesuaian tarif, melainkan juga disiplin pencatatan meter air yang semakin ketat.

PDAM bahkan menjatuhkan sanksi tegas kepada petugas yang lalai, mulai dari pemotongan gaji hingga Rp5 juta, penurunan status, hingga pemberhentian sementara selama enam bulan.

Kebangkitan PDAM Makassar menjadi bukti bahwa perbaikan manajemen, efisiensi keuangan, serta komitmen meningkatkan layanan dapat membawa perusahaan daerah kembali sehat. Lebih dari sekadar membalikkan kerugian, langkah ini juga memperluas akses masyarakat terhadap air bersih dan menguatkan fondasi keuangan perusahaan. (***)

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories