Pasarkan Produk Kelautan di Internet? Tampilkan Foto Menarik dan Kemas dengan Aman

(null)

BONE – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 4 Desember 2021 di Bone, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Sukses Berbisnis Online Produk Kelautan”.

 

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini yakni, CEO @SoalPalu, Mohammad Fachri; Narablog, Dewi Rieka; Penulis, Wiwiek Dwi Endah; dan Pegiat Literasi, Muh. Nur Akbar. Sedangkan moderator yaitu Communication Specialist Deby Glen. Kegiatan webinar kali ini diikuti oleh 392 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

 

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, sesi pemaparan materi dibuka dengan presentasi dari Mohammad Fachri yang menyampaikan tema “Strategi Digital Marketing untuk Petani dan Nelayan di Tengah Pandemi Covid-19”. Menurut dia, sekarang ini peralihan pemasaran produk laut ke bisnis daring menjadi keniscayaan, sebab pengguna internet dan media sosial di Indonesia sangat tinggi. Untuk memulainya, pengusaha harus bisa menentukan media apa yang akan digunakan (lokapasar, laman, atau media sosial). Selain itu, pelajari juga cara memasarkan produk, menampilkan foto atau video, serta cara pengemasannya. "Di mana ada keramaian, di situ pasti ada perputaran uang atau transaksi," jelasnya.

 

Dewi Rieka sebagai pemateri kedua menyampaikan paparan berjudul “Memahami Aturan Bertransaksi di Dunia Digital”. Ia mengatakan, untuk mendapatkan kepercayaan di bisnis daring, penjual perlu membangun komunikasi dengan konsumen. Langkah-langkahnya, antara lain rajin berinteraksi di media sosial, beri promo dan info menarik, sigap menjawab pertanyaan, dan sopan. "Dengan menjalankan etika bisnis,  kita akan mendapatkan kepercayaan pelanggan dan branding positif," imbuh dia. 

 

Pemateri ketiga Wiwiek Dwi Endah memaparkan materi bertema “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”. Menurut dia, hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli produk, misalnya mempertimbangkan dengan matang, takar kemampuan diri, serta bedakan kebutuhan dan keinginan. Selain itu, warganet juga harus mampu mengatur keuangan pribadi dengan menyeimbangkan kebutuhan belanja, menabung, dan investasi. "Bagi pemilik UMKM, tantangannya adalah kesulitan memisahkan uang usaha dan uang belanja. Karena itu, siapkan rekening khusus untuk usaha," katanya.

 

Adapun, Muh Nur Akbar sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Memahami Pinjaman Online yang Aman dan Legal”. Ia mengatakan, sejumlah hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pinjaman daring, antara lain memastikan aplikasi kredibel dan mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lihat besaran bunganya, pilih jangka waktu dan jumlah pinjaman sesuai kebutuhan, ketahui biaya administrasi, serta keamanan data. "Karena mereka memegang data pengguna, maka harus selektif dalam memilih fintech pinjaman daring," tutur dia.

 

Setelah pemaparan seluruh materi, webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Deby Glenn. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

 

Salah seorang peserta, Eldona, bertanya tentang apa yang harus dilakukan apabila terjebak tautan phising sehingga data pribadi dicuri dan didaftarkan ke pinjaman daring.  Menanggapi hal tersebut, M. Nur Akbar bilang, buatlah deskripsi sebagai bahan pelaporan ke pihak kepolisian dan perusahaan pinjaman daring agar rekening pelaku dapat dibekukan.

Editor: El Putra

Related Stories