Nasib Proyek Pammukulu dan Karalloe, Hadapi Masalah Lahan dan Anggaran

Bendungan

Kepala Satuan Kerja (Satker) Bendungan Balai Besar Wilayah Pompengan Sungai Jeneberang (BBWS-PJ), Alexander Nandar membeberkan progres bendungan di Sulawesi Selatan seperti Bendungan Pammukulu dan Bendungan Karalloe.

Untuk Bendungan Pammukulu, ia menyebut sejauh ini pengerjaan fisik masih berjalan, meski dua tahun sebelumnya sempat mandek lantaran masalah lahan.

“Kita tahu bendungan ini sempat terhenti hampir dua tahun tapi Alhamdulillah di akhir tahun 2019, baru bisa mulai pengerjaan fisik. Dua tahun sebelumnya sama sekali tidak ada pengerjaan dan ini mampu terselesaikan, sehingga sekarang sudah bisa bekerja,” ucapnya, dilansir Jumat (4/12/2020).

Selain fisik, masalah klasik yaitu pembebasan lahan juga menjadi kendala. Hanya saja, Alexander Nandar mengaku pihaknya juga tengah melaksanakan secara paralel.

Sehingga tahun 2020 ditarget pengerjaan Bendungan Pammukulu untuk pengadaan lahan bisa selesai hingga 90 persen.

Sedangkan untuk pengerjaan tahun 2021, pihaknya berencana mengerjakan paket satu yakni pendirian pondasi untuk membran beton.

“Tipikal Bendungan Pammukulu sama dengan Karalloe jadi harus pakai membran beton sisi dalamnya,” ungkapnya.

Selain itu, dirinya mengaku pengerjaan di tahun 2020 akan dilanjutkan di tahun 2021 seperti menindak terowongan pengelak.

“Harapannya selesai di tahun depan pengelaknya supaya sungainya bisa ditutup, karena kan metode kerjanya memang seperti itu,” bebernya.

Sementara untuk Bendungan Karalloe, kata dia, masih dalam proses pengerjaan. Menurutnya saat ini Bendungan Karalloe sudah mencapai progres 80 persen.

“Rencananya Karalloe ini kita akan isi awal, lalu bendungan sudah bisa ditutup terus setelah ditutup baru masuk ke pekerjaan terowongan itu dan diberikan pintu-pintu irigasi, pengatur suhu,” tutur Alexander.

Rencana pengisian awal akan dilakukan pada April hingga Mei 2021 mendatang dan target peresemian akan dilakukan akhir tahun 2021.

Bagikan

Related Stories