Merek Lokal: Jangan Takut Kalah Saing di Lokapasar!

(null)

PALU – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” kembali dilaksanakan secara virtual di Palu, Sulawesi Tengah (30/11). Kali ini dengan mengangkat tema pembahasan “Membangun Merek di Dunia Digital”. Rangkaian Program Literasi Digital diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Si berkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.

 

Empat orang narasumber tampil dalam seminar ini, yaitu M. Adhi Prasnowo selaku Co-Founder SoroganPreuner, Adriyan Dwi Perkasa selaku pegiat literasi digital, Denny Syah Putra selaku professional IT, dan Kevin Horax selaku entrepreneur dan kreator konten. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Humaerah selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta. Pada program ini diikuti oleh 590 peserta dari berbagai kalangan.

 

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, sesi pemaparan dibuka dengan materi pertama berjudul “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace” yang dibawakan oleh M. Adhi Prasnowo. Dalam sesinya, Adhi memaparkan bahwa marketplace atau lokapasar adalah situs perantara antara penjual dan pembeli untuk melakukan proses transaksi produk secara daring. Beberapa strategi promosi di situs lokapasar: memberi diskon dengan minimum pembelian, mengeluarkan produk edisi terbatas, serta promosi paket bundling. “Memasarkan bisnis tidak selalu memerlukan modal besar. Kita dapat menggunakan media sosial, banner, atau brosur. Sesuaikan dengan kebutuhan Anda,” ucapnya.

 

Sesi pemaparan dilanjutkan oleh Kevin Horax yang membahas mengenai “Peran dan Fungsi E-Market dalam Mendukung Produk Lokal”. Menurut Kevin, saat ini masyarakat berbondong-bondong beralih ke situs lokapasar karena banyak kemudahan yang ditawarkan. Di antaranya, jangkauan yang tidak terbatas waktu dan jarak serta minim modal. “Faktor yang mempengaruhi kemampuan merek lokal untuk berkompetisi di dunia pemasaran digital, yaitu faktor eksternal (kualitas produk, inovasi, strategi pemasaran, dan pelayanan penjual) dan faktor internal (rencana bisnis, sumber daya manusia, laporang keuangan, dan SOP perusahaan),” terang dia.

 

Pemateri ketiga, Denny Syah Putra, membawakan materi berjudul “Pentingnya Perlindungan Hak Paten di Ranah Digital”. Denny mengatakan, hak paten adalah hak eksklusif yang diterima oleh penemu atau pencipta yang sudah diberikan oleh negara. Di Indonesia sendiri, hak paten dilindungi oleh UU No. 14 Tahun 2001, namun perkembangan teknologi membuat pemerintah kembali merevisi UU No. 13 Tahun 2016 tentang Paten. Bagi pemilik usaha, sepanjang usahanya membutuhkan penggunaan merek, terlebih jika dimaksudkan untuk pemakaian jangka panjang, pendaftaran merek akan sangat dianjurkan. “Merek dapat membantu pemasaran produk dan pelanggan juga mudah membedakan dengan produk sejenis lainnya,” paparnya.

 

Adriyan Dwi Perkasa menutup sesi pemaparan dengan materi berjudul “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Sebagai penjual di dunia digital, kita perlu memahami cara berkomunikasi yang baik dan benar, salah satunya dengan menciptakan kesan pertama yang baik kepada calon pembeli karena dapat menentukan sikap dari pembeli setelahnya. “Selain itu, gunakan kalimat yang jelas, positif, dan tidak bertele-tele agar pembeli tidak kehilangan minat untuk membeli produk kita,” jelasnya.

 

Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

 

Salah seorang peserta, Syifa, bertanya apakah untuk mempromosikan produk di media sosial harus menggunakan bahasa baku. Menanggapi pertanyaan tersebut, Adriyan menjawab bahwa hal tersebut perlu disesuaikan dengan target pasar yang telah ditentukan. Jika targetnya generasi muda, maka lebih baik menggunakan bahasa yang santai namun tetap sopan.

Editor: El Putra

Related Stories