Masyarakat Berdaya, Ekonomi Meningkat, Lingkungan Lestari dan Terjaga

IST (IST)

KAWASAN pesisir kerap identik dengan kawasan kumuh dan miskin, kehidupan masyarakat yang cenderung hanya menggantungkan hidup pada laut dan hasil alamnya dengan profesi nelayan. Di sisi lain, komersialisasi kawasan pesisir oleh kalangan konglomerat juga kian meningkat.

Selain itu, sektor pertanian juga membutuhkan sentuhan teknologi, agar petani tidak terjebak pada rutinitas tanam tanpa tersentuh inivasi teknologi, seperti cara menghasilkan bibit yang unggul dan baik, serta proses hasil pertanian pasca panen, agar nilai jual hasil pertanian juga tingga dan berefek pasa kesejahteraan.

Berangkat dari kegelisahan terkait dengan kondisi masyarakat pesisir khususnya nelayan dan para petani yang kerap terjebak dengan kondisi kehidupan belum masuk kategori sejahtera, ditunjang dengan upaya perbaikan lingkungan, mendorong seorang Syainullah Wahana ingin mengambil peran lebih nyata.

Syainullah tergerak untuk melakukan pelestarian lingkungan, tapi juga membantu masyarakat lebih berdaya. Langkah ini ditunjang pula dengan melakukan riser-riset yang hasil risetnya kemudian diimplenentasikan melalui kegiatan nyata dengan maayarakat.

Syainullah Wahana merupakan alumni Fakultas Perikanan, Universitas Hasanuddin. Berkecimpung dalam berbagai kegiatan seputar isu lingkungan dan sosial.

Upayanya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dengan dimulai pada tahun 2008 di Kepulauan Barang Caddi dengan melakukan penghijauan pada sejumlah titik di salah satu pulau terluar dalam wilayah geografis Kota Makassar tersebut.

"Pulau Barrang Caddi itu panas, akhirnya saya bersama beberapa teman dari berbagai latarbelakang organisasi lainnya berupaya melakukan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon, khususnya bibit pohon yang bisa tumbuh di pulau dengan temperatur cuaca panas dan tentunya pohonnya bisa dimanfaatkan masyarakat,” tutur Syainullah.

Sejak aksinya di Pulau Barrang Caddi, Syainullah selanjutnya juga aktif bergerak melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat di sejumlah daerah di Sulsel, seperti di Kabupaten Tana Toraja, Maros, hingga.

“Pendampingan yang dilakukan itu mengutamakan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan alam dan lingkungan menjadi lebih bernilai ekononis tanpa mengabaikan unsur pelestariannya,” jelas Syainullah.

Menjadikan potensi-potensi alam di sekitar kehidupan sehari-hari masyarakat dengan pendekatan teknologi salah satu contohnya. Seperti teknologi pembuatan biogas dari kotoran sapi.

“Untuk pembuatan bio gas dari kotoran sapi itu kami lakukan di wilayah Wajo dan Toraja. Di sana ternak sapi banyak. Teknologinya kami bantu ajarkan kepada masyarakat. Jadi tujuan kami adalah pengelolaan sumberdaya alam dengan metode teknologi terbarukan, tapi juga tetap menjaga kelestarian alam. Tidak merusak alam, tapi memanfaatkan sisa alam,” jelas Syainullah.

Sementara di beberapa daerah pesisir lainnya, Syainullah mengajak masyarakat untuk bergerak mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut. Seperti melakukan penanaman bakau untuk wilayah Maros.

Syainullah bercerita, dirinya tertarik dengan kerja-kerja sosial dan aktivitas yang melibatkan masyarakat sejak dirinya bergabung dalam SAR Unhas. Kemudian perhatiannya pada upaya pelestarian lingkungan terus dipupuk saat menjadi mahasiswa tahun 2009 lalu.

Lebih lanjut, salah satu pengalamannya adalah melakukan pendampingan terhadap nelayan di Maluku pada tahun 2015 lalu. Syainullah mengungkapkan, pendampingan yang dilakukan juga terkait dengan pendekatan teknologi dalam aktivitas perikanan tangkap, budidaya ikan hingga pengolahan.

“Upaya-upaya emberdayaan masyarakat yang kami lakukan selama fokus pada nelayan dan petani, seperti penyiapan bantuan  bibit,” jelasnya.

Syainullah menyebutkan, pendampingan yang dilakukan juga lebih bersifat memberikan dorongan dan semangat kepada para petani dan nelayan yang selama ini hidup belum dalam kategori sejahtera.

“Kami memberi semangat, dorongan, bantuan bibit dan pendekatan teknologi pada petani misalnya kalau kebunnya rusak mereka menanam bibit baru. Jadi akhirnya berkelanjutan," urainya.

Syainullah menyebutkan pendampingan pemberdayaan  masyarakat khususnya petani dan nelayan, serta program pelestarian lingkungan juga dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia yang tersebar dari Kalimantan hingga Maluku.

Selain itu, dia aktif melakukan edukasi terhadap keluarga petani dan nelayan, khususnya anak-anak,

"Kita juga ajarkan para petani dan nelayan ini untuk menyisihkan sedikit pendapatannya, menabung untuk masa  depan anak-anaknya,”kata Syainullah.

Dia menegaskan, dari serangkaian aktivitas dan kegiatan pendampingan yang telah dilakukan di sejumlah daerah, dia berharap agar masyarakat bisa sadar bahwa kondisi ekonomi bisa meningkat karena adanya pengetahuan.

“Sehingga mutu dapat dan harga betul betul lebih tinggi dari harga pasar yang ada," ucapnya.

Maka dari itu untuk kedepannya, Syainullah mengaku akan lebih fokus terhadap riset untuk pengembangan potensi alam, kemudian ditularkan kepada masyarakat, khususnya petani dan nelayan. (***)

Editor: El Putra
Bagikan

Related Stories