Ekonomi & Bisnis
Lepas Ekspor Agri dari Makassar, Mentan Syahrul : Pandemi Tak Boleh Surutkan Pertanian
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas pertanian kacang mete dan olahannya minyak cashew nut shell liquid (CNSL) berikut juga dengan komoditas lainnya seperti dedak gandum, merica, dan cengkeh dengan total nilai ekspor komoditas sejumlah Rp23,7 milyar dari Salodong, Makassar.
"Kita melepas ekspor mete ke Eropa dan Amerika ada lima kontainer, dan terus ada pelet ke China dan itu sangat besar nilainya," ungkap Mentan dalam rilisnya, Kamis (23/4/2020).
Lebih lanjut, Mentan mengungkapkan ekspor komoditas pertanian kali ini merupakan bentuk nyata kegiatan sektor pertanian yang dilakukan untuk mendukung perekonomian dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat ditengah merebaknya Covid-19.
"Mete itu lebih banyak dikerjakan dengan padat karya dari orang-orang untuk memastikan pangan harus tetap tersedia, dan disitulah posisi kami hari ini demi kepentingan-kepentingan secara menyeluruh. Aktivitas pertanian tidak boleh berhenti, namun tetap harus memperhatikan kesehatan," jelas Mentan.
Sudah menjadi gambaran nyata di tengah masyarakat saat ini Covid-19 memang tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada ekonomi secara global.
Oleh karena itu, Mentan menjelaskan kegiatan ekspor kali merupakan jalan keluar mendukung perekonomian dengan mengorientasikan medical solution juga sekaligus bertujuan kepada ketahanan pangan masyarakat.
"Padat karya di sini saja ada 1.200 orang, perekonomian pertanian tetap jalan. Kita lihat di sini mereka mengikuti manual kesehatan yang ada, cuci tangan pun (di wastafel) dilakukan tidak boleh kurang dari satu meter," tambahnya.
Lebih lanjut Mentan mengungkapkan dukungannya terkait pengembangan komoditas mete yang banyak dihasilkan dari para petani di seluruh wilayah Sulawesi, Nusa tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ini.
Oleh karena itu, Mentan menjelaskan kegiatan ekspor kali merupakan jalan keluar mendukung perekonomian dengan mengorientasikan medical solution juga sekaligus bertujuan kepada ketahanan pangan masyarakat.
"Padat karya di sini saja ada 1.200 orang, perekonomian pertanian tetap jalan. Kita lihat di sini mereka mengikuti manual kesehatan yang ada, cuci tangan pun (di wastafel) dilakukan tidak boleh kurang dari satu meter," tambahnya.
Lebih lanjut Mentan mengungkapkan dukungannya terkait pengembangan komoditas mete yang banyak dihasilkan dari para petani di seluruh wilayah Sulawesi, Nusa tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ini.
"Kegiatan pangan seperti ini harus di akselerasi. Ini tidak boleh berhenti, harus jalan terus, tapi harus mengikuti teknis-teknis kesehatan dari pemerintah. Mete ini hanya kita yang punya, kami harus mem-boster untuk lebih luas. Lahan-lahan mete harus diperkuat lagi, menjadi konsentrasi untuk 6 juta pohon ke depannya menjadi kerja sama kami," tegas Mentan ketika memberikan sambutannya dengan memberikan angin segar kepada integrator komoditas hasil perkebunan ini.