Korupsi Pertamina Bikin Kepercayaan Publik Runtuh

Gedung PT Pertamina Persero (Pertamina)

MAKASSARINSIGHT.com - Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada anak usaha PT Pertamina (Persero) dinilai telah menggerus kepercayaan konsumen dan publik terhadap produk perusahaan pelat merah tersebut.

Di media sosial mulai gencar ajakan untuk beralih ke produk  pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta diantaranya Shell, Vivo hingga BP AKR, bahkan ada yang berinisiatif mengajukan gugatan class action ke pengadilan sebagai bentuk kekecewaan karena merasa telah ditipu.

Pameliana (29) mengaku sebagai pengguna setia Pertamax untuk setiap kendaraan miliknya, namun usai Kejagung membeberkan mega korupsi yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga membuatnya dikhianati negara.

Baca Juga: 

Alih-alih membeli Pertamax untuk memberikan kesempatan kepada pengguna BBM subsidi atau Pertalite mendapatkan haknya. Saat ini Pameliana berpikir ulang untuk tetap menggunakan Pertamax atau tidak lagi membeli di Pertamina. 

"Harga Pertamax Rp12.500-an, Pertalite Rp10.000 saya cuma nambah Rp2.500 untuk fast track agar tak mengantri saja ternyata bukan mendapatkan kualitas terbaik," katanya kepada TrenAsia.com pada Kamis, 27 Februari 2025.

Wanita asal Sidoarjo ini mengaku, saat BBM kendaraannya habis akan mencoba beralih ke sang kompetitor SPBU plat merah yaitu Shell Indonesia. Alasannya karena banyak rekomendasi di media sosial menyebut kualitas Shell lebih bisa dipercaya daripada Pertamina.

Selain Pameliana, Zidni (26) justru memutuskan untuk downgrade BBM yang digunakan. Dia awalnya pengguna bahan bakar Pertamax untuk kendaraannya justru kini beralih ke Pertalite.

Bukan tanpa alasan, Zidni beralih ke Pertalite lantaran kecewa dengan tindakan para petinggi Pertamina Patra Niaga yang diduga mengoplos RON 90 dangan RON 92 bahan bakar. Ia khawatir mendapat BBM kualitas rendah jika membeli Pertamax.

"Dan nampaknya sekarang bukan hanya saya tapi banyak yang beralih ke Pertalite karena Pertamax diindikasikan RON-nya ini ternyata dioplos tak sesuai harga," ujar Zidni.

Masyarakat berharap pemerintah bisa menjamin bahan bakar yang saat ini beredar di SPBU kualitasnya sebanding dengan yang mereka beli.

Berdasarkan pantauan TrenAsia.com, masyarakat sudah mulai memadati SPBU swasta seperti Shell Indonesia dan Vivo Indonesia. Nampak antrian yang mengular pengguna mobil dan motor untuk membeli BBM di SPBU tersebut.

Padahal jika dilihat dari sisi harga SPBU Shell ini membanderol harga yang lebih mahal dari Pertamina. Melansir dari laman resmi Shell, semua jenis BBM milik SPBU swasta tersebut kompak mengalami kenaikan, seperti Shell Super atau setara Pertamax di Pertamina yang sebelumnya dibanderol Rp12.810 per liter kini per 1 Februari menjadi Rp13.350 atau naik Rp540 per liter. 

Baca Juga: 

Sebagaimana diketahui, kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023 terus menjadi sorotan publik.

Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan dua tersangka baru, Maya Kusmaya selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga, serta Edward Corne selaku VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga.

Setelah pada 24 Februari menangkap tujuh orang tersangka, dua di antaranya memegang jabatan sebagai Direktur Utama (Dirut) di sub-holding Pertamina. Pertama ada RS atau Riva Siahaan selaku Dirut PT Pertamina Patra Niaga dan kedua YF atau Yoki Firnandi yang menjabat sebagai Dirut PT Pertamina International Shipping (PIS).
 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 27 Feb 2025 

Editor: El Putra
Bagikan

Related Stories