Makassar Kini
Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar Bahas Isu Energi Nasional dan Global dalam Bukunya “Public Interest in Energy Sector”
JAKARTA - Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arcandra Tahar Ph.D atau yang akrab disapa pak AT merilis bukunya pada Rabu (5/7/2023) berjudul “Public Interest in Energy Sector”.
Isi buku ini berupa rangkuman dan penyempurnaan dari tulisan-tulisan pak AT yang membahas berbagai aspek kebijakan, inovasi teknologi, kendaraan listrik dan isu-isu energi di Indonesia dan dunia yang ditulis melalui akun media sosial pribadinya yaitu Instragram dan Facebook @arcandra.tahar sejak enam tahun lalu.
- 10 Besar Peringkat FIFA, Argentina Masih Ranking Pertama
- Ucapkan Selamat Hari Bhayangkara, Owner Elegant Taylor Apresiasi Kerja Profesional Polisi
- Persaja Menyelenggarakan Creative UMKM Expo dan Charity Concert
Acara peluncuran buku Arcandra Tahar yang diselenggarakan di Nusantara Ballroom, Hotel Darmawangsa juga menyelenggarakan diskusi terkait energi dan bedah buku yang menghadirkan tokoh-tokoh energi nasional yaitu Prof Ir Purnomo Yusgiantoro MSc, M.A., PH.D (Menteri ESDM 2000-2009), DR (HC) Ignasisus Jonan S.E., M.A, (Menteri ESDM 2016-2019) dan Darmawan Prasodjo, Ph.D (Direktur Utama PLN).
Acara ini juga dihadiri oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, sejumlah menteri di kabinet Indonesia Kerja periode 2014-2019, tokoh-tokoh nasional, pejabat ESDM dan SKK Migas, dan jurnalis dari berbagai media nasional.
Arcandra mengatakan, berbagai isi tulisan buku ini merupakan bagian dari pengalamannya sewaktu diberi amanah sebagai menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) periode tahun 2016 dan Wakil Menteri ESDM periode 2016-2019.
Ia juga menyalurkan pengetahuannya ketika belajar dan bekerja selama lebih dari 20 tahun di industri migas dunia, khususnya di Amerika Serikat di buku ini.
“Terima kasih kepada para follower dan pembaca yang terus menyemangati dan memberikan masukan mengenai tulisan-tulisan kami. Karena banyaknya keinginan dari pembaca, kami akhirnya menyusun rangkaian tulisan menjadi sebuah buku. Harapan kami buku ini bisa dibaca secara lebih luas, terutama bagi generasi muda agar dapat memahami berbagai aspek mengenai energi,” katanya.
Buku “Public Interest in Energy Sector” terdiri dari 101 tulisan yang dikelompokkan menjadi tujuh bagian tulisan, yaitu Pengelolaan Sektor Hulu Migas (Bagian I); Pengelolaan Sektor Hilir Migas (Bagian II); Pengembangan Teknologi dan SDM di Sektor Energi (Bagian III); Bisnis dan Tata Niaga Energi (Bagian IV); Bagaimana Dunia Mengelola Energi (Bagian V); Baterai, Kendaraan Listrik dan Energi Terbarukan (Bagian VI); dan Strategi Dunia Pasca-Covid-19 (Bagian VII).
Sambutan Presiden Indonesia, Joko Widodo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam buku ini dengan menyampaikan bahwa sebagai negara dengan populasi penduduk yang besar dan ekonomi yang tumbuh positif, kebutuhan energi Indonesia akan terus meningkat.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menuturkan bahwa mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi, diperlukan peningkatan investasi di sektor minyak dan gas. Untuk itu, pemerintah telah melakukan transformasi penyederhanaan perizinan dan memberikan kepastian hukum melalui UU Cipta Kerja.
Presiden juga menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia memerlukan keterlibatan, dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menjawab berbagai tantangan terkait transisi energi baru terbarukan dan rendah karbon yang adil dan merata serta menjamin kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Buku ini memuat pengalaman, keahlian, ide dan gagasan otentik dari sudara Arcandra Tahar sebagai seorang ahli di sektor energi. Tidak hanya menjabarkan berbagai tindakan, praktik-praktik baik dan insiatif kebijakan yang telah dilakukan, namun memuat juga langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk menjawab tantangan masa depan. Dengan berbagai inisiatif dan inovasi tersebut, diharapkan ketahanan energi nasional dapat terwujud secara berkelanjutan serta mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap sumber energi tertentu,” kata Presiden.
Dalam tulisan pengantar buku ini, Ignasius Jonan mengatakan sebagai patner ketika memimpin Kementerian ESDM periode 2016-2019, saya mendapat amanah sebagai menteri dan pak AT sebagai wakil menteri, secara bersama kami berusahaa untuk membuat kebijakan-kebijakan yang mendorong pengelolaan energi dan sumber daya alam bagi kemakmuran rakyat.
Sesuai amanat UUD 1945 pasal 33, komitmen tersebut juga menjadi prioritas kebijakan di kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Oleh sebab itu, serangkaian kebijakan di sektor energi ditujukan bagi kepentingan rakyat misalnya Kebijakan BBM Satu Harga di seluruh wilayah Indonesia.
Selama periode 2016-2019 banyak kebijakan Kementrian ESDM yang berhasil membuktikan kemampuan bangsa Indonesia dalam pengelolaan sumber daya alam, seperti pengelolaan Blok Migas Rokan oleh Pertamina, Pengambilalihan 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI) oleh PT Mind ID serta keberhasilan program B30 yang berhasil memenuhi kebutuhan solar nasional tanpa perlu diimpor.
- Kesenian dari 50 Daerah di Indonesia Bakal Tampil di Panggung Rakernas Apeksi XVI Makassar
- Ratusan Pohon Tabebuya Bakal Ditanam Saat Gelaran APEKSI XVI di Makassar, Kadis DLH: Lokasi di CPI
- Krisis Jumlah Penduduk, Kurang dari 10 Juta Orang Jepang yang Punya Anak
Dalam buku ini, berbagai aspek kebijakan kementerian ESDM ditulis kembali secara runtut oleh pak AT.
Selain itu, tentunya banyak isu-isu lain yang patut dibaca dan dipahami seperti bagaimana pemerintah menghitung formula harga BBM di dalam negeri, isu nikel dan industri mobil listrik nasional serta isu-isu terkini mengenai krisis energi di Eropa sebagai dampak perang Rusia-Ukraina dan pulihnya ekonomi global pasca pandemi Covid 19.
Di akhir tulisannya, Ignasius Jonan menyampakan terima kasih kepada pak AT karena telah menulis berbagai isu-isu menarik terkait energi dan sumber daya alam yang ditulis dengan apik dan epik.