Kerap Dengar Istilah Lebaran Ketupat? Begini Sejarah dan Maknanya

Ilustrasi Ketupat (indonesia.trave)

MAKASSARINSIGHT.com - Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah lebaran ketupat. Lebaran ketupat menjadi tradisi masyarakat Jawa yang telah ada sejak dahulu dan dilestarikan hingga sekarang.

Lebaran ketupat bagi masyarakat Jawa sering disebut sebagai Syawalan. Sebagaimana Namanya, lebaran ketupat merupakan tradisi di mana selalu identik dengan ‘kupat’ atau ketupat. Pada momen ini, umat Muslim di Jawa akan membuat Ketupat sebagai hidangan. Ketupat terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa dan kemudian dikukus.

Selama perayaan lebaran ketupat, setiap keluarga biasanya membuat ketupat di rumah masing-masing. Hidangan ketupat ini kemudian disajikan untuk dinikmati bersama anggota keluarga, teman, atau tetangga.

Baca Juga: 

Ketika berkunjung ke rumah kerabat atau tetangga, dapat dipastikan akan disuguhi ketupat. Biasanya, ketupat disajikan bersama dengan berbagai macam hidangan lainnya, seperti opor ayam, kupat tahu, dan lainnya.

Sejarah Lebaran Ketupat

Menurut Hikayat Indraputra, ketupat dikenal sebagai makanan rakyat sekitar 1700 Masehi. Tradisi lebaran ketupat sendiri diyakini telah berlangsung sejak lama, bertepatan dengan penyebaran agama Islam di tanah Jawa.

Dalam sejarah, Sunan Kalijaga disebut sebagai tokoh yang memperkenalkan tradisi lebaran ketupat. Ia dikenal karena memperkenalkan dua kali bakda, yaitu bakda lebaran (idulfitri) dan bakda kupat (lebaran ketupat). Lebaran ketupat juga sering disebut sebagai kegiatan Syawalan, yang digambarkan sebagai simbol kebersamaan.

Terkadang, tradisi ini juga dikenal dengan sebutan ‘Kenduri Ketupat.’ Di era Wali Songo, lebaran ketupat biasanya diselenggarakan dengan memanfaatkan tradisi slametan yang sudah berkembang di kalangan masyarakat. Saat itu, tradisi ini juga digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan ajaran Islam tentang rasa syukur kepada Tuhan, bersedekah, dan menjalin silaturahmi di hari lebaran.

Makna Lebaran Ketupat

Dilansir dari dero.desa.id, lebaran ketupat tidak hanya sekadar memasak ketupat, tetapi juga mengandung makna di baliknya. Lebaran ketupat menjadi simbol persaudaraan dan tali silaturahmi. Ketupat pada perayaan ini memiliki makna penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca Juga: 

Istilah ‘ketupat’ dihubungkan dalam Bahasa Jawa ‘ngaku lepat’ yang berarti mengakui kesalahan. Selain meminta maaf, masyarakat Jawa juga mamaknai ketupat sebagai ‘laku papat’ atau empat tindakan. Dalam masyarakat Jawa, empat tindakan ini merujuk pada istilah lebaran, leburan, laburan, dan luberan.

Lebaran artinya menandakan berakhirnya bulan puasa Ramadan. Leburan diartikan melebur atau habis, dengan dihapuskan dosa dan kesalahan. Laburan berasal dari ‘kapur’ yang merupakan simbol kesucian. Sedangkan luberan bermakna meluber atau melimpahyang maknanya ajakan untuk saling berbagi.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 12 Apr 2024 

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan

Related Stories