Jahe Laku Keras Sampai Harga Melambung di Pasar Makassar

Jahe

Sejak merebaknya wabah corona virus disease 2019 (covid-19) di Indonesia, dokter belum menemukan obat untuk virus mematikan tersebut.

Kendati demikian, warga Indonesia percaya bahwa jahe merupakan obat herbal yang bisa menangkal corona. Akibatnya, Warga berlomba-berlomba membeli jahe di pasar.

Tingginya angka permintaan jahe membuat harganya melonjak. Nurdin, Salah satu pedagang di Pasar Toddopuli mengaku beberapa bulan terakhir banyak warga yang membeli jahe.

“Satu bulan terakhir jahe paling banyak laku, bukan cuma itu, temulawak dan kunyit juga banyak dicari,” ungkapnya, Minggu (5/4/2020)

Nurdin mengaku, penjualan jahe saat ini bisa sampai 15 kilo per hari yang sebelumnya hanya 5 kilo per hari.

Selain itu, harga kunyit saat ini mencapai Rp15 ribu per kilo yang dulunya hanya Rp10 ribu per kilo. jahe dari Rp30 ribu per kilo sekarang Rp50 ribu per kilo. Sementara, temulawak sama dengan harga kunyit, dari Rp10 ribu sekarang Rp15 ribu per kilo.

Nurdin menambahkan, Jahe merah adalah komoditas yang paling banyak dicari konsumen, “Susah didapat, harganya pun mahal, sekarang Rp70 ribu per kilo dari harga awal Rp50 per kilo,” ujarnya.

“Kosong jahe merah, banyak orang cari jahe merah, orang mau beli tidak ada stok,” kata Nurdin.

Sementara itu, harga bawang merah dan bawang putih tidak menunjukkan kenaikan signifikan. “Rp45 ribu satu kilo dulu Rp35 ribu, sementara bawang merah harganya Rp35 ribu, yang dulu Rp30 ribu per kilo,” bebernya.

Lebih jauh, Nurdin menuturkan bahwa harga cabai besar yang paling anjlok. “Murah sekali lombok besar, Rp5 ribu satu kilo,” terang Nurdin. 

Bagikan

Related Stories