Makassar Kini
Ini Pemicu Penyakit Usia Tua Kini Menyerang Anak Muda
MAKASSARINSIGHT.com – Selama ini penyakit saraf seperti stroke, gangguan daya ingat, dan kerusakan saraf umumnya dianggap sebagai masalah yang hanya dialami oleh kelompok usia tua. Namun kini, pandangan tersebut berubah dengan cepat.
Sejumlah rumah sakit melaporkan meningkatnya kasus penyakit neurologis pada kelompok dewasa muda, bahkan pada usia 20-an dan 30-an. Perubahan ini memicu kekhawatiran serius di kalangan ahli saraf serta pakar kesehatan masyarakat.
Menurut Dr Deep Das, seorang ahli saraf di CK Birla Hospitals, CMRI Kolkata, gaya hidup modern berperan besar dalam mempercepat penuaan otak. Jam kerja yang panjang, stres berkepanjangan, kurang tidur, pola makan tidak sehat, minim aktivitas fisik, serta penggunaan layar berlebihan secara perlahan menggerogoti kesehatan otak dan pembuluh darah.
Baca Juga:
- Tips Jaga Berat Badan Tetap Ideal Saat Libur Akhir Tahun
- Muskot Muaythai Makassar Siap Digelar, Penjaringan Dibuka
- Refleksi Akhir Tahun DPRD Makassar Himpun Isu Strategis 2025
Faktor-faktor tersebut kerap tidak disadari selama bertahun-tahun, hingga akhirnya sebuah kejadian medis serius membuat pasien usia muda harus dirawat di rumah sakit. Para dokter menekankan bahwa kesadaran sejak dini serta upaya pencegahan kini menjadi semakin penting.
“Kebiasaan-kebiasaan ini merusak kesehatan otak dan pembuluh darah secara perlahan. Dampaknya sering tidak disadari sampai akhirnya muncul kondisi yang serius,” kata Das, dilansir dari India Today.
Stres berkepanjangan dan kualitas tidur yang buruk menjadi dua faktor utama yang mempercepat penuaan otak. Tuntutan kerja tinggi, konektivitas digital yang nyaris tanpa jeda, dan kurangnya waktu istirahat menghambat kemampuan otak untuk memulihkan diri.

Selain itu, gaya hidup sedentari atau minim bergerak juga menghambat aliran darah ke otak. Pola makan yang tinggi gula, garam, dan lemak memicu peradangan yang dalam jangka panjang berdampak pada gangguan memori, konsentrasi, dan fungsi otak secara keseluruhan.
Dr Deep Das menegaskan bahwa pemeriksaan kesehatan sejak dini, pengelolaan stres, dan perubahan gaya hidup dapat secara signifikan menurunkan risiko kerusakan saraf jangka panjang.
Pemeriksaan rutin, pemantauan tekanan darah dan gula darah, aktivitas fisik, asupan gizi seimbang, serta tidur yang cukup menjadi langkah yang penting untuk menjaga kesehatan otak.
Selain itu, pemeriksaan saraf tepat waktu ketika muncul tanda peringatan seperti sakit kepala berkepanjangan, mati rasa, gangguan ingatan, atau kelemahan mendadak dapat mencegah kecacatan permanen.
Baca Juga:
- Paotere Travel Jemaah Terbanyak di Sulsel, Berikan Hadiah Umrah Rp12 Juta dan 7 Umrah Gratis di 2025
- Tindaklanjuti Keluhan Warga, Camat Makassar Tertibkan Pasar Tumpah Demi Kawasan Bersih dan Nyaman
- Munafri Arifuddin Hadiri Orientasi DPD II Golkar Makassar, Tegaskan Soliditas dan Kesiapan Kader
Meningkatnya penyakit saraf yang identik dengan usia lanjut pada kalangan dewasa muda menjadi peringatan serius. Meski kehidupan modern menawarkan kemudahan dan kecepatan, risiko kesehatan yang menyertainya kini tidak bisa lagi diabaikan.
Para ahli sepakat bahwa menjaga kesehatan otak harus dimulai sejak dini, melalui peningkatan kesadaran, pencegahan, dan pilihan gaya hidup yang lebih sehat, jauh sebelum gejala berat muncul.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 25 Dec 2025
