Komunitas
Ini 9 Cara Menerapkan Gaya Hidup Minimalis di Tengah Tekanan Media Sosial
MAKASSARINSIGHT.com – Di era sekarang, media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kita. Rata-rata pengguna internet bahkan menghabiskan hampir 2,5 jam per hari di platform media sosial, lebih dari sepertiga total waktu online mereka.
Tentu, media sosial membawa banyak manfaat. Kita bisa tetap terhubung dengan teman, mendapatkan informasi terbaru, bahkan berkontribusi memberi dampak positif di dunia (misalnya, perkembangan pesat sebuah situs web juga tak lepas dari peran media sosial).
Namun, di sisi lain, media sosial juga bisa menjadi sumber distraksi dan rasa kewalahan. Banyak penelitian pun menunjukkan berbagai dampak negatif potensial dari penggunaannya.
Baca Juga:
- Merawat Silaturahmi Warga Lakkang, Rudianto Lallo Konsisten Hadirkan Liga Anak Rakyat
- BRI Kawal Asta Cita dan Program 3 Juta Rumah, Salurkan KPR Subsidi Rp14,65 Triliun Hingga Agustus 2025
- Naik Kelas, UMKM Fashion Bandung Sukses Go Global Bersama BRI
Salah satu manfaat utama dari gaya hidup minimalis adalah meningkatkan kesengajaan dalam menggunakan waktu dan uang. Prinsip yang sama sebenarnya bisa diterapkan juga pada cara kita memakai media sosial.
Jika kamu merasa perlu pendekatan yang lebih bijak dalam menggunakan media sosial, beberapa ide berikut mungkin akan sangat bermanfaat untukmu.
Cara Menerapkan Gaya Hidup Minimalis di Tengah Tekanan Media Sosial
Dilansir dari Becoming Minimalist, berikut cara menerapkan gaya hidup minimalis di tengah tekanan medsos:
1. Renungkan Niat Kamu
Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan alasanmu menggunakan media sosial. Apakah untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman? Mencari inspirasi atau pengetahuan? Atau mungkin untuk mempromosikan karya maupun bisnismu?
Dengan memahami tujuanmu secara jelas, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijak tentang bagaimana dan kapan sebaiknya berinteraksi di media sosial.
2. Lakukan Audit Media Sosial
Seperti halnya saat kamu menghitung jumlah barang yang dimiliki sebelum mulai berbenah, coba periksa kembali akun-akun yang kamu ikuti dan platform yang sering kamu gunakan.
Apakah jumlahnya lebih banyak dari yang kamu bayangkan? Apakah semuanya sesuai dengan nilai dan tujuanmu?
Perhatikan juga berapa banyak waktu yang kamu habiskan setiap hari di media sosial. Jika angkanya membuatmu kaget, mungkin sudah saatnya untuk berhenti mengikuti, menonaktifkan, atau berhenti berlangganan dari akun-akun yang tidak mendukung tujuanmu atau tidak memberi dampak positif bagi kesejahteraanmu.
3. Tetapkan Batas Waktu
Menentukan batas penggunaan media sosial sama pentingnya dengan menetapkan batasan untuk barang-barang yang kamu miliki. Buatlah aturan waktu harian maupun mingguan.
Dengan menjadwalkan kapan saja kamu boleh berinteraksi di media sosial, kamu bisa mengurangi risiko terjebak scrolling tanpa henti dan terdorong untuk lebih selektif memilih aktivitas yang benar-benar penting.
Kamu bahkan bisa mempertimbangkan menggunakan timer atau aplikasi khusus agar tetap konsisten dengan batasan yang sudah ditetapkan.
4. Utamakan Kualitas daripada Kuantitas
Dengan menerapkan batasan waktu (dan benar-benar mematuhinya), kamu otomatis akan lebih mudah menjalankan prinsip ini. Alih-alih mencoba mengikuti semuanya, lebih baik arahkan perhatianmu pada jumlah akun dan platform yang lebih sedikit namun benar-benar berarti.
Dengan cara ini, pengalamanmu di media sosial akan terasa lebih terarah dan memuaskan. Fokuslah pada platform dan akun yang benar-benar mendukung tujuanmu.
5. Matikan Notifikasi yang Tidak Penting
Kurangi gangguan dengan menonaktifkan notifikasi yang tidak terlalu penting di perangkatmu. Langkah sederhana ini bisa membantu mengurangi dorongan untuk terus-menerus membuka media sosial dan membuatmu lebih hadir dalam aktivitas sehari-hari.
Dengan menonaktifkan notifikasi, kamu bisa mengecek media sosial sesuai jadwalmu sendiri, bukan karena dorongan dari orang lain.
6. Gunakan Media Sosial untuk Berkarya, Bukan Hanya Mengonsumsi
Kamu bukan sekadar konsumen. Inilah salah satu kesadaran penting dalam gaya hidup minimalis, hidupmu terlalu berharga untuk dihabiskan hanya demi mengejar dan menumpuk hal-hal yang tidak berarti.
Begitu juga dengan media sosial, hidupmu terlalu berharga jika hanya dipakai untuk menelan konten tanpa arah. Hiburan dan istirahat tentu penting, tapi jika berlebihan justru bisa mengurangi kesempatanmu untuk berkembang dan memberi dampak.
Gunakan media sosial secara positif, bagikan ide atau pemikiran bermanfaat, berikan komentar pada konten yang sejalan denganmu, sukai postingan yang bermakna, dan sampaikan gagasan yang bisa membawa pengaruh baik bagi orang lain.
Ciptakan keseimbangan dengan menyadari kapan kamu menggunakan media sosial untuk berkarya, dan kapan hanya sekadar mengonsumsi tanpa tujuan.
7. Jangan Takut Menolak Tren Baru
Media sosial sering membuat tren baru terlihat seolah-olah seperti kebutuhan, padahal sebenarnya tidak. Contohnya tren fashion, gadget, atau dekorasi rumah yang mungkin sebenarnya tidak benar-benar kamu butuhkan.
Latih dirimu untuk berani berkata “tidak” pada tren yang tidak sesuai dengan nilai maupun kebutuhanmu. Toh, kamu tidak harus mengikuti semua tren hanya untuk merasa berharga atau diterima.
8. Evaluasi Kembali Kebiasaan Media Sosialmu Secara Berkala
Seiring dengan perkembangan dirimu, kebiasaanmu di media sosial sebaiknya ikut menyesuaikan.
Luangkan waktu sesekali untuk meninjau kembali cara penggunaanmu, akun-akun yang kamu ikuti, serta platform yang sering kamu gunakan, apakah semuanya masih selaras dengan nilai dan tujuanmu.
Dalam gaya hidup minimalis, kita memahami kebutuhan barang fisik bisa berubah sesuai tahap kehidupan. Hal yang sama juga berlaku untuk media sosial (bahkan mungkin untuk internet secara keseluruhan).
Baca Juga:
- Kuasa Hukum: Putusan MA Bukti Hamzah Ahmad Tak Tak Terlibat Korupsi
- Perumda Parkir Makassar Perketat Pengawasan, Pastikan CFD Boulevard Bebas Jukir Liar
- Jaga Citra Pemerintah, Munafri Minta ASN Hindari Flexing dan Perilaku Berlebihan
9. Bereksperimen dengan Lebih Sedikit
Mengubah cara kamu menggunakan media sosial bisa membuka wawasan baru tentang dampaknya dalam hidupmu.
Anggaplah perubahan ini sebagai sebuah percobaan, penyesuaian sementara dari kebiasaan biasanya. Dengan pola pikir ini, tantangan akan terasa lebih ringan dan tidak menakutkan.
Cobalah berhenti total dari media sosial selama seminggu, lalu perhatikan perbedaan pada suasana hati, produktivitas, dan interaksimu di dunia nyata. Atau, batasi penggunaan media sosial hanya 30 menit per hari selama sebulan penuh.
Amati bagaimana pembatasan ini memengaruhi hubunganmu dengan media sosial dan kesejahteraanmu secara keseluruhan. Jika ternyata membawa dampak positif, lanjutkan sebagai gaya hidup baru. Jika tidak cocok, kamu selalu bisa kembali seperti semula.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 21 Sep 2025