Hai Millenial, Yuk Pahami dan Lestarikan Budaya Luhur Bangsa di Dunia Digital

(null)

WAJO – Sebanyak 1.317 peserta di Wajo, Sulawesi Selatan mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo (2/12). Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Jadi Penjelajah Wisata, Bangga Budaya Indonesia”.

 

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Co-Founder SoroganPreneur,  M. Adhi Prasnowo; Mahasiswi/Kreator Konten, Monica Jauwry; Guru, Yenti D Rositasari; dan Pegiat Literasi, Muh. Nur Akbar. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Nonie Arnee selaku pekerja lepas.

 

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

 

Pemateri pertama adalah M. Adhi Prasnowo yang membawakan materi kecakapan digital dengan tema “Tren Pekerjaan dan Usaha di Era Digital”. Menurut dia, untuk bisa bertahan dan berhasil di abad 21, kita harus mempersiapkan kemampuan literasi dasar, kompetensi pola pikir dan interaksi sosial, serta kepribadian dan karakter yang berkualitas. “Akselerasi adalah kata kunci untuk hari ini, pastikan kita telah siap untuk melalui segala tantangan masa depan,” ungkapnya.

 

Berikutnya, Monica Jauwry menyampaikan materi etika digital berjudul “Etika Menghargai Karya atau Konten Orang Lain di Media Sosial”. Ia mengatakan, media sosial hadir sebagai ruang baru untuk berkarya. Kreator konten bisa berkreasi membuat materi (konten) bernilai edukasi, hiburan, serta hal menarik lain sesuai ketertarikan pemirsa. “Konten menarik dihasilkan dari ide-ide kreatif, karenanya konten atau karya yang dihasilkan orang lain patut dihargai,” ujarnya.

 

Sebagai pemateri ketiga, Yenti D Rositasari membawakan tema budaya digital tentang “Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Literasi Digital”. Menurut dia, bangsa kita memiliki kekayaan budaya dan kearifan lokal melimpah. Keluarga dan guru perlu melakukan pendampingan kepada anak dalam berinternet agar dapat memahami budaya serta menerapkan kearifan lokal. “Dengan begitu, etika dan bahasa anak-anak di dunia maya bisa lebih sopan dan mencerminkan budaya luhur bangsa kita,”jelasnya.

 

Adapun Muh. Nur Akbar, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Tips dan Trik Menjaga Keamanan Privasi Secara Digital”. Ia mengatakan, keamanan privasi perlu dijaga agar kita terhindar dari intimidasi daring berbasis gender hingga penyalahgunaan data pribadi oleh pihak tak bertanggung jawab. “Data pribadi adalah hal berharga yang harus kita lindungi dengan pengamanan yang ketat untuk menangkal ancaman maupun kejahatan siber,” tuturnya.

 

Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

 

Salah satu pertanyaan menarik peserta di antaranya tentang selain pelatihan keterampilan yang disediakan pemerintah, ilmu dasar apa yang perlu dimiliki generasi penerus agar lebih siap menghadapi era digital. Narasumber menjelaskan bahwa secara umum, dasar pemahaman algoritma (algoritma thinking) sangat penting dikuasai untuk bisa memaksimalkan peluang dan potensi di sekitar kita keterampilan penggunaan perangkat keras maupun lunak teknologi

Editor: El Putra
Bagikan

Related Stories