Gubernur Aceh Dilantik, Harap Jusuf Kalla Tetap Berikan Bimbingan

(null)

MAKASSARINSIGHT.com - Muzakir Manaf, atau yang akrab disapa Mualem, resmi dilantik sebagai Gubernur Aceh periode 2025–2030 dalam sidang paripurna istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). 

Pelantikan ini dilakukan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan disaksikan Mahkamah Syar'iyah Aceh. Mualem, yang merupakan mantan panglima gerilya Gerakan Aceh Merdeka (GAM), akan memimpin Aceh bersama wakilnya, Fadhlullah (Dek Fadh), dalam lima tahun ke depan.

Pelantikan Mualem-Dek Fadh tidak hanya dihadiri oleh pejabat lokal dan nasional, tetapi juga oleh tokoh-tokoh penting yang berperan dalam perdamaian Aceh. Tiga tokoh kunci yang turut hadir adalah Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12), Hamid Awaluddin (mantan Menteri Hukum dan HAM era SBY), dan Juha Christensen (fasilitator damai asal Finlandia). 

Baca Juga: 

Ketiganya merupakan aktor utama dalam perundingan damai antara GAM dan Pemerintah Indonesia di Helsinki pada 2005, yang mengakhiri konflik bersenjata di Aceh.

Dalam sambutannya, Mualem menyampaikan harapannya agar Jusuf Kalla, yang telah menjadi sosok penting dalam perdamaian Aceh, terus memberikan arahan dan bimbingan selama kepemimpinannya lima tahun ke depan. Mualem bertekad membawa Aceh menuju kemajuan dengan memanfaatkan pengalamannya sebagai mantan pejuang GAM dan politikus senior di Aceh.

Selain itu, hadir pula sejumlah tokoh nasional dan internasional, seperti Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Kepala BIN Letjen (Purn) M. Herindra, Oesman Sapta Odang, serta Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Pekka Kaihilahti. Kehadiran mereka menegaskan pentingnya momen pelantikan ini bagi masa depan Aceh.

Dari Gerilyawan Jadi Loyalis Prabowo

Muzakir Manaf lahir pada 3 April 1964. Ia memulai karier militernya di GAM setelah lulus SMA dan kuliah di Universitas Syiah Kuala. Mualem mendapatkan pelatihan militer di Libya di bawah perintah Muammar Khadafi. Ia bahkan sempat menjadi pengawal Muammar Khadafi. 

Pada tahun 2002, ia diangkat sebagai Panglima Komando Pusat GAM setelah gugurnya Abdullah Syafi’i, panglima tertinggi GAM. Jabatan tersebut sangat prestisius ia menempati posisi tertinggi dalam struktural GAM dengan membawahi 15.000–27.000 gerilyawan yang bersembunyi di pedesaan dan hutan-hutan aceh. 

Setelah Perjanjian Helsinki 2005, Mualem turun gunung dan menjadi Ketua Komite Peralihan Aceh. Ia juga mendirikan Partai Aceh pada tahun 2007 dan menjadi ketua pertamanya.

Mualem memulai karier politiknya dengan terpilih sebagai Wakil Gubernur Aceh pada Pilkada 2012, mendampingi Zaini Abdullah. Meski sempat kalah dalam Pilkada 2017 melawan Irwandi Yusuf, Mualem kembali bangkit dan berhasil memenangkan Pilkada 2024. 

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Waliyul 'Ahdi Lembaga Wali Nanggroe Aceh sejak 27 Desember 2022. Mualem dikenal sebagai pendukung setia Prabowo Subianto. Ia mendukung Prabowo di Pilpres 2014, 2019, dan 2024. 

Baca Juga: 

Pada 26 Desember 2023, Mualem kembali menyatakan dukungannya untuk pasangan Prabowo-Gibran, menunjukkan konsistensinya dalam peta politik nasional. Sebagai mantan panglima gerilya GAM, Mualem diharapkan dapat membawa Aceh menuju perdamaian dan kemakmuran yang berkelanjutan. 

Pengalamannya dalam konflik dan perdamaian, serta karier politiknya yang panjang, menjadi modal penting untuk memimpin Aceh di periode 2025–2030. Namun, tantangan seperti pembangunan ekonomi, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan menjaga stabilitas politik akan menjadi ujian berat bagi kepemimpinannya.

Dengan pelantikan ini, Mualem-Dek Fadh diharapkan dapat membawa Aceh menuju masa depan yang lebih cerah, sekaligus menjaga warisan perdamaian yang telah diperjuangkan dengan susah payah.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 12 Feb 2025 

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan

Related Stories