G20, Indonesia Jaga Konektivitas Negara Maju dan Negara Berkembang

(null)

POSISI Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.

Ini juga merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.

Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.

Dengan mengangkat tiga isu utama berupa penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digitalisasi, serta transisi energi yang adil dan terjangkau, Presidensi G20 Indonesia telah berkomitmen menetapkan arah strategis dalam memastikan solusi bagi berbagai tantangan global, salah satunya terkait penjaminan ketersediaan konektivitas dan rantai pasok global yang akan berdampak pada peningkatan perekonomian nasional berkelanjutan.

“Sebagai forum ekonomi global utama, G20 di bawah Presidensi Indonesia juga akan terus berupaya mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengatasi berbagai masalah ekonomi dan keuangan saat ini serta memastikan capaian global SDGs 2030 tetap on track dan no one left behind,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Selain berperan dalam menjamin rantai pasok global melalui Presidensi G20 Indonesia, Menko Airlangga turut menjelaskan bahwa Pemerintah juga telah berupaya menjaga konektivitas logistik dan rantai pasok nasional dengan memprioritaskan pembangunan infrastruktur Proyek Strategis Nasional yang menjamin ketahanan rantai pasok, mengembangkan KEK untuk meningkatkan konektivitas antar pemangku kepentingan logistik, mengembangkan sistem terintegrasi melalui National Logistics Ecosystem (NLE), hingga mendorong peningkatan logistik e-commerce dan inisiatif startup untuk berkolaborasi dalam logistik marketplace.

Melalui implementasi berbagai kebijakan tersebut, Menko Airlangga menuturkan bahwa kinerja perekonomian nasional saat ini kian menunjukkan penguatan yang terlihat dari tumbuhnya ekonomi pada Q2-2022 sebesar 5,44 persen dibarengi dengan tingkat inflasi yang relatif moderat, serta neraca perdagangan yang terus menunjukkan kondisi surplus selama 28 bulan berturut-turut.

Komunikasi Publik G20

Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan media internasional dan konsultan internasional untuk mengoptimalikan pelaksanaan strategi komunikasi publik mengenai Presidensi G20 Indonesia. Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan hal itu ditargetkan untuk menyebarluaskan informasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di level global.

"Kominfo bekerja sama dengan media asing untuk penayangan ILM TV dengan Al Jazeera, South China Morning Post, Times Magazine, Bloomberg dan The Economist. Untuk distribusi rilis via Newswire,” ungkapnya.


Menteri Johnny menjelaskan dalam pelaksanaan KTT G20 sebagai puncak rangkaian Presidensi G20 Indonesia, Kementerian Kominfo membagi peliputan oleh media partner dalam dua kegiatan.

“Pertama, peliputan kegiatan leaders’ meeting di Candi Ballroom dan social lunch di Apurva oleh Sekretariat Negara. Kedua, peliputan pada saat kedatangan leaders menjadi tugasnya TVRI, yang kegiatannya terpusat di Lobby Apurva dan kegiatan di Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai. Sedangkan, untuk peliputan dinner bersama para delegasi di Garuda Wisnu Kencana (GWK) tidak dilakukan peliputan,” jelasnya.

Dalam rapat yang dipimpin oleh Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menkominfo juga menyampaikan kinerja Juru Bicara G20 Maudy Ayunda. Menurut Menkominfo, Jubir G20 telah melaksanakan Konferensi Pers di Istana Negara, Jakarta Pusat, sebanyak 13 kali, dan melakukan dialog di Media Center Kominfo sebanyak 4 kali.

“Terkait Pengenalan dan Diskusi Dengan tim Jubir Presidensi G20 telah dilaksanakan berbagai kegiatan dengan topik pembahasan mengenai Kebudayaan Untuk Bumi Lestari, Perempuan Berdaya Untuk Pemulihan Bersama, Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pascapandemi. Lalu, adapula sebaran konten di Youtube sebanyak 2 kali mengenai Krisis Iklim, dan Tantangan Perempuan di Dunia Kerja,” paparnya. 

Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) kembali melakukan terobosan menyiarkan informasi hal ihwal G20 kepada publik. Ditjen IKP Kementerian Kominfo resmi meluncurkan G20pedia. 

Peluncuran buku elektronik (e-book) berisi informasi dan tanya-jawab seputar G20 ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Group of Twenty atau G20, khususnya Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. 

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Usman Kansong mengemukakan keberadaan G20pedia diperlukan untuk memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat tentang sejarah terbentuknya G20, termasuk mengapa forum tersebut dinamakan G20, serta kontribusi dan peran aktif Indonesia di dalamnya. 

"Ini penting, karena Indonesia satu-satunya negara berkembang di Asia Tenggara yang masuk dalam G20. Dengan demikian, negara kita memiliki kesempatan strategis untuk ikut menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pascapandemi Covid-19," jelas Usman Kansong. 

Tak kalah pentingnya adalah, dari G20pedia publik mengetahui manfaat Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 bagi Indonesia dan juga dunia. 

"Sebagaimana telah disampaikan Presiden Jokowi, G20 diharapkan bukan sekadar event, namun harus berdampak positif terhadap pemulihan sosial-ekonomi nasional dan bahkan global," ujar Dirjen Usman. 

Dengan demikian, G20pedia tersebut juga lebih membumikan istilah-istilah teknis dan teknokratis yang banyak dipergunakan dalam G20 agar lebih dipahami masyarakat. Melalui G20pedia, masyarakat dapat mencari tahu apa yang dimaksud dengan finance track, sherpa track, working groups, dan istilah-istilah lainnya. 

"Ada pendapat umum bahwa G20 itu adalah isu elitis, isu yang tidak terjangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu kita menerbitkan G20pedia dalam bentuk e-book tujuannya adalah untuk membumikan G20. Agar G20 gampang dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Menjadi isu milik kita semua, milik akar rumput, milik masyarakat. Itu tujuan diterbitkannya G20pedia," jelas Dirjen IKP. 

Informasi yang disajikan dalam G20pedia terbagi dalam dua tema besar, yakni Sekilas G20 dan Presidensi G20 Indonesia. Tema Sekilas G20 membahas informasi seputar anggota, peran, agenda, hingga pentingnya keberadaan G20. Sementara itu, pada tema Presidensi G20 Indonesia menekankan pada informasi seputar kiprah Indonesia di G20, isu prioritas yang diusung, hingga manfaat yang didapatkan Indonesia selama menjabat sebagai Presidensi G20. 

Usman Kansong berharap, buku elektronik G20pedia yang juga tersedia dalam edisi bahasa Inggris ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi media massa dan masyarakat dalam mencari informasi tentang seluruh rangkaian kegiatan G20 di bawah Presidensi Indonesia. Sifatnya yang merupakan living document atau dokumen hidup, memungkinkan perubahan isi buku secara terus-menerus sesuai dinamika pelaksanaan agenda Presidensi G20. 

"Informasi di dalam G20pedia ini akan terus di-update sesuai kebutuhan dan perkembangan informasi terkini terkait G20," harap Usman. 

Media massa dan masyarakat dapat mengakses G20pedia setiap saat melalui tautan https://linktr.ee/g20pedia. Pada tautan tersebut, media massa dan masyarakat dapat membaca G20pedia secara online maupun mengunduhnya.

Selain G20pedia, pada tautan itu juga dapat diakses berbagai informasi seputar G20 pada laman resmi G20 www.g20.org. Dengan begitu, informasi dari G20pedia bisa menjadi semacam buku saku Presidensi G20 Indonesia 2022 bagi media maupun masyarakat.

 

Editor: El Putra
Tags Presidensial G20Bagikan

Related Stories