Fintech
Ekonom Sebut Pinjol Punya Potensi Ekonomi yang Besar
MAKASSARINSIGHT.com - Industri pinjaman online (Pinjol) di Indonesia tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pinjol dinilai memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada perekonomian digital jika dikelola dengan baik. Untuk memaksimalkan manfaat ekonomi dari industri ini, sejumlah langkah penting perlu diambil, mulai dari perlindungan pengguna hingga edukasi masyarakat.
“Begitu ngomong pinjaman online, yang terbayang tidak ada positifnya. Padahal, banyak positifnya di sana, padahal peluang ekonominya besar sekali,” terang Ekonom sekaligus Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah, kala mengisi Media Group Discussion Indonesia Digital Economy Outlook 2025 di Jakarta, dikutip Jumat, 6 Desember 2024.
Baca Juga:
- Tata Kelola Baik, 2 Penghargaan Bergengsi Berhasil Disabet BRI di Ajang The 15th IICD Corporate Governance Award
- Maleo Town Square XXI Dibuka, Cinema XXI Bawa Pengalaman Menonton Premium ke Mamuju, Sulawesi Barat
- Jelang Akhir Tahun, Perumda Parkir Makassar Fokus Penertiban Juru Parkir Liar
Pinjol yang legal memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Layanan ini semakin diminati masyarakat karena menawarkan proses yang lebih cepat, mudah, dan fleksibel dibandingkan dengan bank yang cenderung memberlakukan persyaratan lebih ketat.
Hal ini terutama menguntungkan bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perbankan tradisional, seperti mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki akses terbatas ke lembaga keuangan formal. Layanan Pinjol yang sah dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menawarkan kemudahan akses yang sulit ditandingi oleh sistem perbankan tradisional.
“Dari data kita bisa melihat pertumbuhan dari lending pinjol, karena pinjol itu memang menjadi antitesisnya perbankan. Kalau perbankan itu super ketat, pinjol ini super mudah,” tambah Piter.
Pinjol yang sah, dengan dukungan regulasi yang jelas dan transparansi, dapat membantu mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Layanan ini juga berperan dalam menyediakan solusi keuangan bagi individu atau usaha kecil yang membutuhkan akses dana cepat untuk kebutuhan mendesak atau modal usaha.
Baca Juga:
- Anggaran Pendidikan Rp724,3 Triliun Lebih, Prabowo Naikkan Gaji Guru
- Linkin Park Konser di Jakarta, Harga Tiket Mulai Rp1,5 Juta
- Inovasi Digital BRI Hantarkan Penghargaan di Digital Banking Awards 2024
Perlindungan Pengguna: Kunci Keberlanjutan Industri
Namun, seiring dengan pertumbuhan industri ini, perlindungan pengguna menjadi hal yang sangat penting. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap layanan Pinjol, diperlukan regulasi yang ketat serta kerja sama antara sektor pemerintah, OJK, dan penyedia layanan fintech. Pembentukan batas yang tegas antara Pinjol legal dan penyedia layanan yang berpotensi merugikan, seperti penipuan digital, akan menjaga industri ini tetap sehat dan berkembang.
Regulasi yang jelas mengenai bunga, biaya, dan ketentuan pinjaman juga penting untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan konsumen. Selain itu, pengawasan yang ketat terhadap penyedia Pinjol ilegal harus terus ditingkatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam jeratan utang yang tak terkendali.
“Kita membutuhkan regulasi, kita membutuhkan komitmen," tegas Piter.
Di samping regulasi yang ketat, edukasi kepada masyarakat juga memegang peranan penting. Masyarakat perlu diberi pemahaman yang jelas mengenai perbedaan antara layanan fintech lending yang sah dan Pinjol ilegal atau yang berpotensi melakukan praktik kriminal. Dengan edukasi yang tepat, konsumen dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih layanan pinjaman online yang aman dan terpercaya.
Penyuluhan melalui berbagai platform, seperti media sosial, seminar, atau kerja sama dengan lembaga pendidikan, dapat membantu meningkatkan literasi digital dan keuangan masyarakat. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati dan memilih layanan Pinjol yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK.
Pertumbuhan Ekonomi Digital: Pinjol Bagian dari Ekosistem
Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024, sektor ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$90 miliar pada 2024, yang setara dengan sekitar Rp1,43 triliun (kurs Rp15.900), dan dapat melonjak menjadi US$200-360 miliar pada 2030, atau sekitar Rp3,18 triliun hingga Rp5,72 triliun.
“Dan kalau kita bicara ekonomi digital di Indonesia, kita bisa lihat angka pertumbuhannya dari tahun ke tahun sangat besar," pungkas Piter.
E-commerce menjadi sektor dominan dalam perekonomian digital Indonesia, dengan relevansi tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Pinjol dapat menjadi bagian integral dari ekosistem ini, mendukung transaksi keuangan dalam e-commerce, serta menyediakan akses modal bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM).
Dengan pengelolaan yang tepat dan perhatian terhadap perlindungan konsumen, industri Pinjol memiliki potensi besar untuk mendukung perekonomian digital Indonesia. Seiring dengan pertumbuhannya, diharapkan sektor ini dapat terus berinovasi, menawarkan solusi keuangan yang lebih inklusif, dan memberikan dampak positif bagi ekonomi negara.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 06 Dec 2024