Ekonomi & Bisnis
Dukung Ekonomi Nasional, Kredit Mandiri Tembus Rp1.729 Triliun Tumbuh 10,4%
MAKASSARINSIGHT.com – Bank terbesar di Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., mencatatkan kinerja solid hingga Agustus 2025 secara konsolidasi. Hal ini tercermin dari kemampuan perusahaan dalam mencetak pertumbuhan penyaluran kredit serta meningkatkan Dana Pihak Ketiga di atas rata-rata industri.
Di tengah tantangan perekonomian nasional dan global yang sangat menantang, Bank Mandiri secara konsolidasi telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.729 triliun, tumbuh 10,4% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Salah satu fokus ekspansi Bank Mandiri sebagai induk konglomerasi keuangan adalah pembiayaan produktif bagi UMKM. Terbukti, kredit mikro produktif perseroan mencapai Rp99,1 triliun, tumbuh 11,1% yoy (bank-only), sedangkan kredit pemilikan rumah (KPR) naik 11,5% yoy, mencapai Rp68,3 triliun hingga Agustus 2025 (bank-only).
“Bank Mandiri terus memperkuat dukungan bagi UMKM melalui sinergi dengan program pemerintah. Dengan fundamental yang kokoh, kami memastikan pembiayaan inklusif ini berkelanjutan dan mampu menopang kemandirian ekonomi rakyat,” ucap Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, Selasa (30/9).
Laju ekspansi pembiayaan tersebut diimbangi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,3% yoy secara konsolidasi, mencapai Rp1.812 triliun, dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 72%. Hal ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola biaya dana dengan optimal, sehingga dapat menciptakan ruang pertumbuhan yang sehat ke depannya.
Novita mengatakan perseroan tetap disiplin menjaga keseimbangan antara ekspansi kredit dan penghimpunan dana. “Pertumbuhan kredit dan DPK kami kelola secara prudent agar dapat berkontribusi optimal terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.
Dari sisi profitabilitas, Mandiri secara konsolidasi mencatat laba bersih Rp33 triliun sepanjang Januari–Agustus 2025. Realisasi tersebut tumbuh 14,7% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom). Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan bunga yang naik 11,4% yoy dan pendapatan nonbunga yang meningkat 10,1% yoy, yang mendorong peningkatan pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) sebesar 9,9% mom (konsolidasi).
Dari sisi manajemen risiko, Mandiri mencatat rasio kredit bermasalah (NPL) secara bank-only hanya 1,08% per Agustus 2025, jauh lebih rendah dibanding rata-rata industri. Coverage ratio tetap terjaga tinggi, mencerminkan mitigasi risiko yang kuat.
“Fokus kami bukan hanya menjaga pertumbuhan laba, tetapi juga memastikan kualitas pendapatan dan efisiensi yang berkelanjutan. Dengan diversifikasi bisnis dan disiplin pengelolaan biaya, kinerja Mandiri akan semakin tangguh menghadapi dinamika ekonomi nasional dan global,” tegas Novita.
Dengan kinerja solid hingga Agustus 2025, Mandiri kian menegaskan posisinya sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional. Kombinasi ekspansi kredit sehat, dukungan kuat ke UMKM, laba yang solid, dan kualitas aset yang prima menjadi modal penting perseroan untuk melanjutkan strategi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.