Didampingi Sejumlah Pimpinan Ormas, None-Ije Bersilaturrahim di Hotel Claro

IST

IRMAN Yasin Limpo bersama dengan Muhammad Iqbal Djalil menggelar pertemuan di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, Sabtu (29/2/2020), malam tadi.

Kegiatan yang berlangsung setelah shalat Isya hingga larut malam tersebut juga dihadiri sejumlah ustadz dari perwakilan ormas Islam yang selama ini mendampingi Ustadz Ije—sapaan Iqbal Djalil—di gerbong keummatan.

Masing-masing yang hadir, yakni Ketua Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan, Ustadz Muchtar Dg Lau; Ustadz Fadlan Akbar dari Wahdah Islamiyah; Ustadz Andi Aderus dari Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah (ICATT); Ustadz Misbahuddin dari Forum Ittihad Sulsel; Ustadz Aris Tadompe dari Perkumpulan Persaudaraan Muslim Internasional (PPMI) Sulsel, serta Awaluddin dan Daeng Jay dari Pemuda Manggala sekaligus yang tergabung di Alumni 212 Makassar. Juga ikut hadir Komunitas Emak-Emak, Forgrab dan Ratu Ponggawa.

Dalam kesempatan itu, Irman Yasin Limpo yang akrab disapa None, menyampaikan sejumlah gagasan berkaitan dengan rencananya untuk ikut dalam bursa Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar pada September 2020 mendatang.

Mantan kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan tersebut lebih menekankan penjelasannya pada sistem pendidikan berkarakter.

“Karena pada bidang ini ada amal jariyahnya. Dan, saya menganggap memang ada cara tertentu yang harus dilakukan agar sistem pendidikan kita menjadi jauh lebih baik,” kata None.

Ustadz Ije, yang bersanding dengan None di dalam ruangan itu, juga menyampaikan masukannya terkait dengan pendidikan berkarakter. Apalagi, ia menyebut, sejumlah ustadz yang dihadirkan itu rata-rata memiliki pondok pesantren atau minimal menjadi pengajar di pondok pesantren.

None mengaminkan masukan dari beberapa tokoh keummatan yang diwakili Ustadz Ije tentang perlunya menambah porsi ajaran tentang pendidikan agama Islam dan sikap peduli pada kurikulum pendidikan, terhusus pada usia 0-12 tahun.

Harun Ar Rasyid, yang memandu jalannya silaturrahim itu, menjelaskan kegiatan itu sengaja diadakan sebagai wujud kepedulian bersama tentang Makassar.

Dia juga menyebut, jangan berpikir macam-macam, sebuah istilah atau tagline yang tengah dipopulerkan None saat ini sebagai pengingat agar senantiasa berperasangka baik.

“Senantiasa husnudzon, yakni selalu berprasangka baik, dan jangan menjadi pribadi atau warga yang selalu suudzon atau berpikir negatif atau berprasangka buruk,” tutur Harun.

Dia menganggap, dua topik bahasan yang bergulir dalam pertemuan semalam itu tentang perlunya membangun pendidikan dan pelayanan birokrat yang berkarakter, yang terselip di dalamnya muatan kearifan lokal serta bagaimana rakyat Makassar bisa mendapatkan pelayanan kesehatan prima.

Bagikan

Related Stories