Bosowa Tidak Lagi Kuasai Bukopin, Digeser Bank asal Korea

Bank

KB Kookmin Bank asal Korea Selatan resmi menguasai 51% saham PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) setelah menambah kepemilikan dari sebelumnya hanya 22%.

Ini kemudian menggeser posisi Bosowa Corporindo, grup bisnis dari Makassar, yang selama ini menjadi pengendali Bukopin.

Diketahui, KB Kookmin telah menyetorkan dana segar dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) V lewat penerbitan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Bukopin menerbitkan 4,6 miliar saham baru setara 40% dari modal ditempatkan pada harga Rp100 per lembar. Jika mengacu pada harga saham BBKP hari ini, Kamis, 11 Juni 2020, pada level Rp169 per lembar, maka Bukopin meraup dana segar Rp777,4 miliar.

Direktur Operasi dan Teknologi Informasi Bank Bukopin Adhi Brahmantya mengatakan proses yang telah dilakukan dengan Kookmin untuk menjadi pemegang saham pengendali baru masih terus berjalan baik di regulator Indonesia maupun Korea Selatan.

Untuk membuktikan komitmen Kookmin sebagai salah satu pemegang saham utama Bukopin, kata dia, Kookmin telah menyuntikkan dana untuk mendukung likuiditas bank.

Sebagai bank terbesar di Korea Selatan, sambungnya, akuisisi Kookmin terhadap Bukopin merupakan pertanda positif di tengah lesunya sentimen pasar terhadap ekspansi bisnis dan perekonomian.

“Tentu hal ini adalah bukti bahwa akuisisi KB Kookmin Bank terhadap Bukopin adalah langkah nyata dari optimisme terhadap Bank Bukopin,” ujarnya dalam keterangan resmi dilansir dari Trenasia, dikutip Jumat (12/6/2020).

Direktur Manajemen Risiko Bank Bukopin Jong Hwan Han yang merupakan direksi yang ditunjuk oleh Kookmin mengatakan dalam waktu dekat KB Kookmin akan merealisasikan keinginannya menjadi pemegang saham pengendali baru Bukopin dengan kepemilikan minimal 51%. Tentu saja, hal itu harus memenuhi proses dan ketentuan yang berlaku di Indonesia dan Korea Selatan.

Untuk informasi, Bank Bukopin memiliki jaringan di 24 provinsi dengan 43 kantor cabang utama, 175 kantor cabang pembantu, 162 kantor kas, 9 kantor fungsional, 25 payment point, dan 836 unit ATM yang tergabun dalam ATM Prima dan ATM Bersama.

Sementara Bosowa sendiri, masuk ke dalam Bukopin berawal pada Juni 2013. Saat itu, Bosowa membeli 14% atau 1,11 miliar saham dari Yabinstra (9,5%) dan Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) sebesar 4,6% di harga Rp1.050 per saham.

Kemudian pada Desember 2013, melalui right issue BBKP, Bosowa menambah saham menjadi 18,57%. Dalam waktu dekat segera meningkat lagi menjadi 30% karena sudah melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (PPJBS) dengan Kopelindo untuk transaksi sebanyak 11,43% saham lagi.

Setelah mendapatkan persetujuan akuisisi dari regulator kala itu kepemilikan saham di BBKP menjadi Bosowa 30%, Kopelindo 18,09%, pemerintah 11,43%, dan masyarakat 40,48%.

Akan tetapi, Bosowa memutuskan tidak mengambil hak dalam rights issue atau PUT V. Sebagai pemegang saham pengendali terbesar di Bukopin, posisi Bosowa terdilusi oleh masuknya KB Kookmin asal Negeri Ginseng.

Bagikan

Related Stories