Belanja Negara di Wilayah Sulsel Loyo Sekali Karena Efek Pandemi

Ilustrasi

Belanja negara melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) menunjukkan tren penurunan.

Hingga triwulan III 2021, realisasi baru tercatat Rp 34,74 triliun atau turun 6,11 persen jika dibanding periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data yang dihimpun Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sulawesi Selatan.

"Kalau periode yang sama tahun lalu, realisasi mencapai Rp 36,99 triliun," ujar Syaiful, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan, dikutip Jumat (15/10/2021).

Dia merinci realisasi tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp8,41 triliun atau dari pagu Rp20,36 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD).

Disampaikan saat ditemui dalam kegiatan jumpa pers di kantornya, jalan urip sumoharjo, Makassar, Jumat (15/10/2021).

"Penyerapan pagu anggaran paling tinggi pada jenis belanja pegawai dan belanja bansos, masing-masing terserap 75,30 persen dan 62,09 persen. Dan pagu Belanja Modal yang sebesar Rp3,67 triliun telah terealisiasi Rp2,02 triliun atau setara 55,07 persen," jelasnya.

Syaiful menanggapi menurunnya penerimaan pajak, disebabkan sejumlah faktor seperti aturan PPKM yang berlangsung lama.

Kondisi tersebut menjadi penghambat pemerintah lantaran terjadi perlambatan mobilitas masyarakat.

"Makassar termasuk daerah yang PPKM level 4 nya cukup lama, sehingga pergerakan dan pertumbuhan ekonomi juga terpengaruh. Itu juga tentu berpengaruh pada sisi penerimaan yang kita ketahui secara bersama-sama memang ada yang mengalami pertumbuhan negatif," jelasnya.

Seperti yang terjadi di sektor bea cukai dengan total realisasi Rp311,76 miliar. Disisi penerimaan bea masuk mengalami penurunan lantaran neraca perdagangan yang terus mengalami surplus.

"Kalau surplus, eksport lebih besar dari impor. potensi penerimaan bea masuk tidak mencapai target atau tumbuh secara negatif dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya," sambungnya.

Sementara realisasi APBN sampai triwulan III 2021 mencatatkan pendapatan negara sebesar Rp8,53 triliun dari target Rp13,18 triliun.

Capaian itu tumbuh 8,78 persen jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama 2020.

Dipengaruhi oleh penerimaan dari sektor pajak dalam negeri dan penerimaan dari pajak perdagangan internasional.

Tags EkonomiBagikan

Related Stories