Ada Kelangkaan Kontainer, Ganggu Ekonomi dan Perburuk Rantai Pasok Domestik

Sebuah peti kemas dinaikkan ke dalam kapal kargo.

Rantai pasok domestik terutama pada Kawasan Timur Indonesia (KTI) diperhadapkan pada tekanan ekstrim seiring dengan terjadinya kelangkaan kontainer hingga keterbatasan ruang kapal logistik.

Untuk skala yang lebih besar, itu bisa membuat rantai pasok memburuk dan memiliki efek ganda terhadap ketersediaan barang hingga harga-harga melambung sehingga menahan upaya pemulihan ekonomi dampak pandemi.

Yang paling kentara adalah pengiriman komoditas-komoditas primer dari Sulawesi Selatan ke sejumlah provinsi di KTI, tertahan di Pelabuhan Makassar lantaran tidak memadainya ketersediaan kontainer serta diperparah frekuensi serta ruang kapal yang menyusut.

Adapun pada kondisi kelangkaan kontainer (container shortage) di Makassar, diketahui telah terjadi dalam sebulan terakhir padahal suplai mulai berada pada level produktif disertai dengan permintaan pada daerah tujuan pengiriman yang terus bergerak moderat mengikut tren pemulihan ekonomi.

Kalangan industri pelayaran mengakui jika memang terjadi container shortage serta kesulitan ruang kapal keluar Makassar, yang diklaim sebagai imbas dari kondisi historikal jelang akhir tahun.

Ketua Indonesian National Shipowner's Association (INSA) Makassar Capt. Zulkifli Syahril mengatakan ketersediaan kontainer maupun ruang kapal untuk mengakomodasi pengiriman ke wilayah timur memang relatif sulit karena arus rantai pasok terkonsentrasi dari Jakarta dan Surabaya.

"Jelang akhir tahun itu ada high season, sehingga muatan dari Makassar berkurang, karena pada high season itu bahan pokok banyak dikirim dari Jakarta dan Surabaya," tuturnya saat dikonfirmasi, Sabtu (16/10/2021).

Pada sisi lain, klarifikasi dari INSA Makassar itu bertentangan dengan kondisi rill atas aktivitas rantai pasok logistik dari Makassar dengan tujuan ke sejumlah daerah, terutama di wilayah timur.

Hasyim Noor, pebisnis logistik yang berbasis di Makassar saat dikonfirmasi menyatakan kelangkaan kontainer diiringi keterbatasan ruang kapal membuat sejumlah jadwal pengiriman barang dari Makassar ke beberapa destinasi yang ditanganinya tidak bisa dikirim dan tertahan.

"Padahal ini barang yang harus kami kirim ini kategori yang harus segera diterima ke daerah tujuan. Tertahan dan tanpa ada kejelasan untuk ruang kapal perihal pengirimannya," paparnya.

Hal tersebut dia akui telah terjadi sejak beberapa hari terakhir, dan kemudian mendapat pemberitahuan penaikan tarif freight (uang tambang) yang naik eksponensial.

Dalam kesempatan berbeda Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sulselbar Syaifudin Saharudi mengemukakan kelangkaan kontainer dan persoalan ketersediaan ruang (space) kapal menjadi persoalan pelik yang menjadi momok pemulihan ekonomi dari sisi sentimen logistik.

"Belum lagi tarif freight (uang tambang) juga naik periodik. Bulan  oktober ini saja ada kenaikan  besarannya 15% sampai 20%.  Serta per tgl 25 oktober nanti  akan naik lagi sekitar 20 % . Tetapi bukan itu pokok permasalahannya, tapi terjadi shortage kontainer dan sulitnya ketersediaan space kapal," urai pria yang karib disapa Ipho.

Adapun kelangkaan kontainer dan ketersediaan ruang kapal, lanjut dia, sangat nyata memiliki efek berganda terhadap perekonomian lantaran mengganggu rantai pasok, roda perdagangan terhambat, memicu pergerakan harga, potensi inflasi kemudian pemulihan ekonomi terhambat.

Dalam situasi tersebut, Ipho menyebut kalangan forwarder kerap diposisikan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya keterlambatan pengiriman barang.

"Karena pengiriman itu juga titik tumpunya jada pada ketersediaan kontainer dan ruang kapal. Saat ekonomi kita sudah mulai bergerak, logisitik Sulsel mulai bergairah, tapi justru kita harus diperhadapkan pada sulitnya kontainer dan ruang kapal untuk pengiriman domestik," serta ditambah naik nya uang tambang container ( sewa kapal )   tegasnya.

Seperti diketahui, ekonomi Sulsel pada kuartal kedua bergerak positif pada level 7,66% setelah sebelumnya mengalami kontraksi akibat pandemi.

Tags LogistikBagikan

Related Stories