7 Celoteh Unik Pejabat Indonesia, dari Ayam Tumbuh Gigi sampai Serakahnomics

Presiden Prabowo Subianto di sela agenda IPA Convex 2025 pada Rabu, 21 Mei 2025 (Debrinata/TrenAsia)

MAKASSARINSIGHT.com - Jelang perayaan Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, pemerintah sibuk mempersiapkan Sidang Tahunan MPR dan DPR Republik Indonesia 2025 dan Nota Keuangan.

Politik dan pemerintahan di Indonesia bukan cuma penuh drama serius, tapi juga warna-warni celetukan nyeleneh dari para pejabatnya. Dari gaya hiperbolis sampai komentar yang bikin warganet geleng kepala, ucapan-ucapan ini kerap jadi viral dan menuai pro-kontra.

Namun yang menarik kerap kali ada celetukan para pejabat dengan istilah-istilah yang nyeleneh. Salah satunya Ketua DPR RI, Puan Maharani, juga menyinggung serakahnomics dalam pidatonya. Istilah ini sebelumnya disampaikan berkali-kali oleh Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: 

Puan menyebut rakyat Indonesia merupakan rakyat yang memiliki etos kerja yang kuat. Meski demikian, kondisi saat ini dihadapkan dengan suatu fenomena serakahnomics. Hal yang disebut Puan sebagai fenomena di mana ada masyarakat yang melampaui batas rasionalitas ilmu ekonomi dan nilai peradaban atau sempat disebut oleh Presiden Prabowo sebagai serakahnomics.

“Presiden Prabowo Subianto menyebutnya dengan istilah tajam: ‘serakahnomics’, sebuah perilaku serakah yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini adalah persoalan serius yang harus kita hadapi bersama,” ujarnya pada Sidang Tahunan MPR dan DPR Republik Indonesia 2025 yang diselenggarakan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 15 Agustus 2025.

Sebelum Puan, para pejabat RI juga kerap mengeluarkan kelentukan-letukan aneh dan nyeleneh dalam beberapa pidato nya siapa saja? Berikut TrenAsia.id rangkum untuk Anda :

Bahlil Lahadalia: “Sampai Ayam Tumbuh Gigi”

Menteri Investasi Bahlil pernah menyindir birokrasi yang berbelit dengan kalimat hiperbolis: “Kalau investasi kita nggak jalan, ya tunggu saja sampai ayam tumbuh gigi.” Celetukan ini sontak viral karena ayam tentu mustahil punya gigi.

Bahlil seperti tak belajar dari pengalaman, ia kerap melontarkan istilah nyeleneh untuk mendeskripsikan sesuatu, salah satunya 'Hingga Ayam Tumbuh Gigi'.

Prabowo Subianto: “Nasi Goreng Bisa Jadi Senjata”

Presiden Prabowo Subianto pernah melontarkan analogi unik: “Nasi goreng pun bisa jadi senjata kalau dipakai untuk melempar.” Meski maksudnya soal kreativitas, ucapannya jadi bahan guyonan warganet.

Puan Maharani: “Saya Bertanya, Apa Gunanya Langit Biru?”

Ketua DPR RI, Puan Maharani, pernah mengeluarkan pernyataan filosofis yang membuat publik bingung: “Saya bertanya, apa gunanya langit biru?” Kalimat ini jadi bahan meme karena terdengar absurd tanpa penjelasan konteks.

Sandiaga Uno: “Rebahan Bisa Jadi Cuan”

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pernah menyebut, “Anak muda zaman sekarang bisa rebahan tapi tetap cuan.” Walau ingin memotivasi digitalpreneur, celetukan ini sempat disalahartikan publik sebagai ajakan malas.

Jokowi: “Makan Pakai Garam Sudah Cukup”

Presiden Jokowi dalam sebuah pidato pernah bilang: “Makan pakai garam saja sudah cukup.” Maksudnya sederhana, tapi banyak yang menganggap pernyataan ini terkesan meremehkan kesulitan rakyat soal harga kebutuhan pokok.

Baca Juga: 

Sri Mulyani: “Utang Itu Seperti Kolesterol dan Syaitonirojim"

Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah menjelaskan: “Utang itu seperti kolesterol, ada yang jahat dan ada yang baik.” Walau maksudnya edukatif, celetukan ini jadi bahan candaan publik yang membayangkan APBN terkena “kolesterol tinggi.”

Hal baru Sri Mulyani mengatakan kewajiban membayar pajak sama seperti menunaikan zakat dan wakaf. Pasalnya, ketiganya memiliki tujuan yang sama, yakni menyalurkan sebagian harta kepada pihak yang membutuhkan.

Menurutnya, mengelola ekonomi tanpa transparansi akan banyak sekali godaan untuk menjadi tidak amanah terhadap kewajiban yang sudah dipercayai.

"Mengelola ekonomi tanpa transparansi, pasti di situ banyak syaiton nirojim. Maka menyampaikan itu menurut saya adalah sebuah wujud untuk kita dicek atau dilihat supaya kita terus ada di dalam rel yang amanah,".

Kalimat-kalimat nyeleneh ini menunjukkan bahwa pejabat pun kadang bisa spontan dan keluar dari naskah formal. Bedanya, di era media sosial, satu celetukan saja bisa viral, jadi meme, hingga berujung kritik serius dari masyarakat.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 15 Aug 2025 

Editor: El Putra
Bagikan

Related Stories