Viral Bendera One Piece Jelang HUT RI, Simbol Perlawanan atau Sekadar Hiburan?

Rabu, 06 Agustus 2025 10:52 WIB

Penulis:El Putra

Editor:El Putra

IMG_1703.jpeg
Ilustrasi manga One Piece. (INT)

MAKASSARINSIGHT.com — Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, jagat media sosial dihebohkan dengan kemunculan bendera bajak laut One Piece yang berkibar di sejumlah tempat publik. Fenomena ini menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Tak sedikit yang menyebutnya sebagai bentuk kreativitas anak muda, namun tak sedikit pula yang menganggapnya tidak pantas dilakukan di momen sakral kenegaraan.

Bendera dengan simbol tengkorak mengenakan topi jerami—identik dengan karakter Monkey D. Luffy dari serial anime populer One Piece—terlihat berkibar di atap rumah, tiang jalan, hingga dipadukan dengan atribut kemerdekaan di beberapa wilayah. Tagar #BenderaLuffy dan #OnePieceRI sempat menjadi trending topic di platform X (dulu Twitter) dan TikTok.

Fenomena ini diyakini bermula dari para penggemar berat One Piece, yang merayakan keberhasilan live-action-nya sekaligus merespons euforia episode terbaru dari serial animenya. Dalam narasi yang dibagikan warganet, Luffy dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan—nilai-nilai yang juga menjadi semangat perjuangan para pahlawan bangsa.

Baca Juga: 

“Luffy itu simbol kebebasan. Kami hanya ingin menyampaikan semangat perlawanan dan kemerdekaan dengan cara yang kami pahami,” ujar salah satu pengguna TikTok, @Mugiwara17, dalam unggahannya yang sudah ditonton lebih dari 1 juta kali.

Kementerian Dalam Negeri serta sejumlah pemerintah daerah mulai menanggapi serius fenomena ini. Ada kekhawatiran bahwa penggunaan simbol asing—apalagi dari budaya pop luar negeri—dapat mengaburkan makna peringatan Hari Kemerdekaan yang seharusnya menjadi refleksi nasionalisme dan penghormatan terhadap para pahlawan.

Namun, di sisi lain, sebagian akademisi dan pengamat budaya menilai fenomena ini sebagai ekspresi zaman yang patut didekati dengan pendekatan literasi budaya, bukan hanya pelarangan semata.

“Anak muda saat ini terhubung dengan budaya global. Justru ini kesempatan untuk membingkai semangat kemerdekaan dalam bahasa mereka, tanpa kehilangan nilai sejarah,” ujar sosiolog budaya dari Universitas Indonesia dilansir sejumlah media.

Pemerintah pusat belum mengeluarkan larangan resmi, namun sejumlah daerah seperti Yogyakarta dan Makassar sudah mengimbau warganya untuk tidak mengibarkan bendera selain Merah Putih selama rangkaian perayaan 17 Agustus.

Baca Juga:

Fenomena bendera One Piece menjadi cermin bahwa makna kemerdekaan kini tidak lagi dimaknai secara seragam. Generasi muda mengekspresikan nasionalisme melalui berbagai medium—dari cosplay pejuang kemerdekaan, mural bertema anime, hingga paduan budaya pop dengan upacara bendera virtual.

Meski menimbulkan kontroversi, peristiwa ini bisa menjadi titik awal dialog lintas generasi tentang bagaimana nasionalisme dihidupi dalam era digital dan global. (***)