virus baru
Minggu, 11 Juli 2021 09:00 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Pemerintah Kota Makassar mulai menurunkan tim Satgas Detector sebagai upaya deteksi dini COVID-19. Mereka turun memeriksa kesehatan warga dari rumah ke rumah di 15 kecamatan se-Makassar. Pada hari pertama, Satgas Recover disebut sudah mendata sebanyak 21 ribu lebih orang. Pemeriksaan ditargetkan untuk 1,2 juta lebih warga Makassar. Selain memeriksa kesehatan, tim sekaligus memetakan situasi pandemik di masing-masing wilayah RT/RW. "Semua tim detektor sudah turun mendeteksi warga, ini adalah panggilan kemanusiaan. Sudah dipersiapkan dengan matang semua keperluan di lapangan dan memahami tupoksi masing-masing," kata Wali Kota Makassar Ramdhan 'Danny' Pomanto, Minggu (11/7/2021). Master Detector wilayah Kecamatan Panakkukang, Andi Pangeran mengatakan pelaksanaan di hari pertama berjalan lancar. Masyarakat disebut menyambut baik upaya petugas yang berkunjung untuk skrining dan memantau kesehatan mereka. "Walaupun masih ada juga warga yang belum paham dan tidak langsung menerima, tetapi setelah dijelaskan warga tetap bersedia diperiksa," ujar Pangeran. Pada hari pertama, Satgas Detector menghimpun data pemeriksaan dan menemukan 484 orang demam. Selain itu ditemukan ratusan warga dengan gejala beragam, seperti batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, muntah, diare, dan lainnya. Juru Bicara Makassar Recover Natsar 'Aloq' Desi mengatakan, masyarakat yang ditemukan dengan gejala COVID-19 akan diperiksa lebih lanjut dan ditangani oleh Satgas Hunter. Pemeriksaan bertahap, diawali tes dengan perangkat GeNose hingga swab RT-PCR. Sementara yang mengalami kurang sehat seperti batuk dan flu tentu dijaga imunitasnya dengan diberi vitamin dan obat," kata Aloq. Wali Kota Makassar menekankan pentingnya program Makassar Recover, termasuk Satgas Detektor. Dia berharap semua pihak terkait di pemerintah mendukung program itu. Menurut Danny, pada hari pertama, aktivitas tim Satgas Recover kurang maksimal di sejumlah wilayah. Dia menganggap itu karena kurangnya dukungan pihak camat dan lurah setempat. “Jadi, ternyata ini camat dan lurah yang kurang responsif sama ini program. Hari ini saya maafkan. Tapi kalau hari kedua masih begini, saya tidak segan-segan mengganti. Saya butuh orang yang kerja bukan ogah-ogahan kepada warganya,” kata Danny.