Jumat, 02 April 2021 06:22 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Ketersediaan sembako di Sulawesi Selatan jelang bulan Suci Ramadhan hingga setelah Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah atau dua bulan ke depan dinyatakan masih aman.
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulsel Ashari Fakhsirie Radjamilo disela High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel di Makassar, Jumat (2/4/2021).
Dia mengatakan, selain sembako yang terus dipantau ketersediannya, juga komoditi penyumbang inflasi juga dipantau.
"Seperti cabai sudah ada penurunan harga Rp76 ribu per 31 Maret 2021, sebelumnya masih Rp78 ribu per kilogram," katanya.
Sedang stok gula, juga diakui cukup aman untuk pemenuhan rata-rata konsumsi sekitar 13 ribu ton per bulan dari masyarakat yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
Sementara persediaan gula di lapangan sekitar 22 ribu ton yang merupakan produksi lokal dari Pabrik Gula Takalar dan Pabrik Gula Camming serta produksi gula di luar Sulsel.
Khusus harga gula per kg di lapangan paling tinggi Rp13 ribu per kilogram. Sedang harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500 per kg.
Pada kesempatan yang sama Kepala Biro Perekonomian Dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Sulsel Since Erna Lamba mengatakan, setiap tahun menjelang Ramadhan memanggil para produsen dan distributor untuk berkoordinasi terkait ketersediaan sembako.
"Termasuk kegiatan High level meeting TPID yang difasilitasi BI Sulsel menjadi ajang untuk koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang memasok bahan pangan," katanya.
Hal itu dibenarkan Direktur Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Keuangan BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra.
Menurut dia, upaya menekan inflasi dengan tinggi permintaan menjelang Ramadhan ataupun hari raya, perlu diantisipasi oleh semua pihak terkait.
Selain itu, juga perlu mengingatkan masyarakat untuk tidak berlebih-lebihan dalam konsumsi, sehingga tidak akan memicu inflasi.