Rabu, 26 November 2025 16:02 WIB
Penulis:El Putra
Editor:El Putra

MAKASSARINSIGHT.com - Dinamika internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memasuki babak baru setelah Syuriah PBNU memecat Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya hari ini, Selasa, 26 November 2025.
"Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir 2 di atas, maka KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU terhitung mulai 26 November 2025 pukul 00.45 WIB," tulis surat keputusan yang beredar, dikutip Selasa, 26 November 2025.
"Bahwa berdasarkan butir 3 di atas, maka KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi memiliki wewenang dan hak untuk menggunakan atribut, fasilitas, dan/atau hal-hal yang melekat kepada jabatan Ketua Umum PBNU maupun bertindak untuk dan atas nama Perkumpulan Nahdlatul Ulama terhitung mulai tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB," lanjut surat keputusan tersebut.
Baca Juga:
Meski demikian, Gus Yahya sebelumnya telah menegaskan bahwa ia akan tetap menyelesaikan masa kepemimpinannya hingga 2026. Di tengah polemik tersebut, publik mulai menyoroti rekam jejak, aktivitas profesional, hingga kekayaan pribadi tokoh kelahiran Rembang ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, kekayaan Gus Yahya berasal dari berbagai sektor, mulai dari aset pribadi, kegiatan usaha, hingga investasi yang dikelola secara mandiri. Ia juga dikenal aktif dalam sejumlah unit usaha berbasis komunitas.
Kekayaan pribadi Gus Yahya diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah, terdiri dari aset properti, tabungan, serta kepemilikan saham di beberapa sektor usaha. Meski demikian, tidak terdapat laporan resmi LHKPN yang dipublikasikan secara terbuka mengenai total kekayaannya.
Selain sebagai tokoh utama organisasi keagamaan, Gus Yahya terlibat dalam beberapa bidang usaha, terutama dalam bidang Pendidikan, Penerbitan, Ekonomi komunitas dan pemberdayaan pesantren
Ia juga merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin di Rembang, yang menjadi pusat pendidikan keagamaan dan pengembangan sosial masyarakat.
Dalam mengelola aset, Gus Yahya dikenal menggunakan strategi investasi yang konservatif namun terarah, mengutamakan keamanan dan pertumbuhan jangka panjang. Pendekatan ini menunjukkan kemampuannya sebagai pengelola aset yang cermat, bukan hanya figur publik keagamaan.
Baca Juga:
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 26 Nov 2025