Rabu, 09 Oktober 2024 11:02 WIB
Penulis:Isman Wahyudi
Editor:Isman Wahyudi
MAKASSARINSIGHT.com — Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 suara Generasi Z atau Gen Z akan sangat menentukan. Sebanyak 46,8 juta Gen Z terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para calon untuk merebut suara mereka. Hal inin karena karakteristik Gen Z yang berbeda dengan generasi lainnya. Dalam tulisan Meet Generation Z: The second generation within the giant Millennial Cohort menjelaskan bagaimana karakteristik generasi yang lahir mulai tahun 1997 hingga 2012.
Dijelaskan dalam tulisan tersebut karakteristik Generasi Z yang sangat melek dengan teknologi, kreatif, dapat menerima perbedaan, peduli atas sesama makhluk hidup, dan sangat senang untuk berekspresi. Dengan begitu, karakteristiknya jadi tidak terpisahkan dalam menghadapi pesta demokrasi.
Baca Juga:
Menyoroti survei dari populix dengan tajuk “Expectation of Young Voters in the 2024 Indonesia President Election” Gen Z sangat mempertimbangkan kualitas kepemimpinan, kebijakan yang jelas, kecerdasan, kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan, dan dalam menentukan pilihan integritas lah yang dilihat terlebih dahulu.
Dalam survei tersebut, tercatat bahwa Gen Z sangat melek mengenai isu-isu seperti lingkungan, sosial, reformasi pendidikan, penciptaan lapangan kerja, dan juga pembangunan yang berkelanjutan. Dari data populix, data juga berbicara “65% responden melihat bahwa inovasi dan teknologi dapat menjadi sarana yang dapat memunculkan serta memperluas lapangan kerja.”
Swing voters atau pemilih mengambang adalah kelompok pemilih yang belum memiliki pilihan politik yang pasti atau bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi politik, program kampanye, dan figur kandidat. Di Pilkada 2024, kelompok ini menjadi incaran partai-partai politik, mengingat daya pengaruhnya terhadap hasil akhir pemilihan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Maret 2019, mencatat mayoritas dari swing voters adalah generasi milenial yang banyak mengakses internet Berdasarkan data Data Potensial Pemilih Pemilu (D4) yang dibuat oleh pemerintah menyatakan pada Pilpres 2024 dalam rentang usia 17 hingga 39 tahun mencapai 55-60%. Rentang usia tersebut diisi oleh dua generasi yaitu gen z dan milenial, KPU sebelumnya sudah mencatat sebanyak 204.807.222 pemilih pada Pemilu.
Generasi milenial tercatat sebagai pemilih dengan angka sebesar 66,82 juta atau sebesar 33,6%, sedangkan Gen Z mencapai angka 46,8 juta pemilih atau sebesar 22,85%. Angka yang sangat menentukan.
Data terbaru menunjukan tingkat pengangguran yang tinggi di Jakarta mencapai 6,53% pada bulan Agustus 2023, dengan mayoritas usia 15-29 tahun atau Gen Z dengan persentase 70,37%. Hingga akhirnya berbagai solusi menghadapi permasalahan ditawarkan oleh para kontestan politik menyikapi hal tersebut.
Baca Juga:
Pada Pilgub Jakarta pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono meluncurkan program inkubasi bisnis dan memberikan bimbingan yang intensif, serta menyediakan permodalan bagi para pengusaha muda. Langkah program inkubasi bisnis sesuai dengan minat dan bakat generasi muda yang cakap akan teknologi.
Kemudian, pasangan calon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana menawarkan integrasi pendidikan vokasi dengan kerja praktek di industri. Hal ini dilakukan dikarenakan menurut pasangan calon ini permasalahan utamanya berada pada ketidaksesuaian apa yang dipelajari di sekolah dengan kebutuhan pasar.
Serta pasangan calon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno, juga tidak lupa turut serta dalam menyikapi permasalahan lapangan pekerjaan dan mengatasi pengangguran yang dialami oleh generasi Z. Paslon tersebut menawarkan Balai Latihan Kerja (BLK) modern yang akan fokus kepada pelatihan keterampilan kejuruan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ilyas Maulana Firdaus pada 09 Oct 2024