Selasa, 05 September 2023 14:24 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
Industri rajutan di Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM industri rajutan di Indonesia mencapai 1,2 juta unit pada tahun 2022. UMKM-UMKM ini tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Henriette Christine Hehanussa, seorang perajin rajutan di Ambon, terus berupaya meningkatkan pemasaran produknya. Ia berharap, dengan pemasaran yang lebih luas, produknya dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan pesanan dari luar kota semakin meningkat.
Henriette telah menekuni kerajinan rajutan sejak 24 November 2022. Ia membuat berbagai produk rajutan, mulai dari pakaian, aksesoris, hingga perlengkapan rumah tangga. Produk-produknya dibuat dengan tangan dan menggunakan bahan-bahan berkualitas.
“Ada topi, tas, anting, tatakan gelas, gantungan kunci, dan aksesoris lainnya. Ini bisa menjadi pilihan cendera mata dari Ambon,” kata Henriette, Senin 28 Agustus 2023.
Henriette mengatakan, ia menerima pesanan dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga hingga anak-anak muda. Pelanggan dapat memesan produk rajutan sesuai warna, model, dan ukuran.
Untuk pemasaran, Henriette memanfaatkan media sosial Instagram (@hettyhehanussa), WhatsApp, dan Facebook. Ia juga aktif mengikuti pameran-pameran kerajinan.
"Saya ingin produk saya lebih dikenal oleh masyarakat luas. Saya juga ingin meningkatkan penjualan, terutama dari luar kota,” katanya.
Henriette mengatakan, saat ini ia telah mendapat beberapa pesanan dari luar kota, seperti Batam dan Surabaya. Sehingga untuk meningkatkan penjualan, Henriette memanfaatkan berbagai platform digital, seperti media sosial, ecommerce, dan media pemberitaan online.
Henriette berharap, pemerintah dapat terus memberikan dukungan kepada UMKM rajutan di Indonesia. Dukungan ini dapat membantu UMKM-UMKM tersebut untuk mengembangkan bisnisnya dan bersaing di pasar global.
Menurut Henriette, program pelatihan digitalisasi oleh Jamkrindo bekerja sama dengan Dinas Koperasi UMKM Maluku dan Mitme.id menjadi salah satu dukungan yang membantu usahanya.
“Saya jadi tahu bagaimana mendapatkan foto produk yang bagus dan ternyata banyak media pemasaran yang bantu memperluas pasar,” katanya.
Dengan mengikuti pelatihan ini ia berharap mendapat mendapatkan kesempatan untuk dipublikasikan melalui media, sehingga produknya dapat lebih dikenal oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
"Saya sangat senang jika produk saya dipublikasikan melalui media. Ini akan menjadi kesempatan bagi saya untuk mempromosikan produk kepada calon pembeli. Toko shopee saya di RajutAmbon juga semakin ramai,” tutupnya.