Senin, 22 Agustus 2022 14:16 WIB
Penulis:Isman Wahyudi
Editor:Isman Wahyudi
KONDISI perekonomian yang tumbuh positif dan pengelolaan pandemi Covid-19 yang terus membaik membuat banyak sektor kembali bangkit. Hal yang sama juga terjadi pada aktivitas di 4 kebun raya yang dikelola oleh PT. Mitra Natura Raya (MNR). Selama periode Januari-Juli 2022, jumlah pengunjung di Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas (keduanya di Jawa Barat), Kebun Raya Purwodadi (Pasuruan, Jawa Timur) dan Kebun Raya Eka Karya (Bali) mencapai sekitar 1,4 juta pengunjung.
“Kami bersyukur masyarakat sudah mulai kembali datang di 4 kebun raya yang kami kelola ini. Pemulihan ekonomi yang positif serta keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19 telah mendorong aktivitas di 4 kebun raya terus meningkat,” jelas M. Bayu Sumarijanto, Direktur Marketing dan Revenue PT Mitra Natura Raya dalam keterangan resmi, Senin (22/8/2022).
Menurut Bayu, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh PT MNR dalam mengelola 4 kebun raya tersebut. Apalagi ketika mulai mengelola pada bulan Januari 2020, perusahaan langsung dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19 yang menjadikan aktivitas masyarakat, termasuk di kebun raya nyaris berhenti. Namun demikian, sesuai dengan komitmen dan tanggung jawab terhadap kepercayaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada PT MNR untuk mengelola 4 kebun raya, perusahaan terus melakukan berbagai inisiatif dan terobosan.
Perbaikan dan peningkatan fasilitas untuk menunjang kebutuhan pengunjung dan optimalisasi 4 fungsi kebun raya terus dilakukan. Sebagai bagian dari komitmen awal, PT MNR juga berusaha untuk menjadikan kebun raya sebagai sarana wisata dan edukasi dengan standar layanan terbaik. Selain dua fungsi tersebut, PT MNR juga mendukung BRIN untuk menjalankan fungsi konservasi, penelitian dan jasa lingkungan.
Sejumlah terobosan yang telah dilakukan oleh MNR diantaranya adalah perbaikan dalam pengelolaan tiket masuk kebun raya dengan menerapkan sistem elektronik, dari yang sebelumnya menggunakan cara konvensional (manual). Saat ini tiket masuk ke kebun raya dilakukan secara terintegrasi dan penjualannya bisa dilakukan melalui online www.kebunraya.id. Sebanyak 18 toilet umum yang ada di kebun raya sudah dibenahi. Kini tidak ada lagi pungutan toilet dalam upaya meningkatkan fungsi pelayanan publik di empat kebun raya.
Terhadap aset-aset tumbuhan, PT MNR telah melakukan revitalisasi sejumlah taman-taman tematik agar dapat memanjakan kebutuhan pengunjung di kebun raya. PT MNR juga menggandeng UMKM, penampilan budayawan lokal, dan ilustrator terbaik di Indonesia untuk bekerja sama dalam mengembangkan merchandise, yang diharapkan dapat menggerakan roda perekonomian di sekitar kebun raya.
Sejak tahun 2021, PT MNR bersama mitranya telah membuat empat taman tematik, yakni Taman Anggrek Hitam, Rumah Kaca Nepenthes, Taman Kopi, dan Taman Durian. Pengelola juga melakukan revitalisasi di taman-taman yang sudah ada seperti Griya Anggrek, Taman Meksiko, Taman Akuatik serta Taman Obat & Orchidarium. Tak hanya itu, untuk meningkatkan edukasi di kebun raya, perusahaan juga menambahkan QR Code (KTP tumbuhan) terhadap informasi tanaman yang ada di taman-taman tersebut sehingga memudahkan dalam akses informasi.
Pada saat pandemi 2020 – 2021 tidak menghentikan PT MNR untuk terus melakukan inovasi dalam hal edukasi di kebun raya. Hal tersebut diimplementasikan dalam program virtual tour di kebun raya yang telah diikuti oleh lebih dari 50.000 siswa dari seluruh Indonesia (https://www.youtube.com/watch?v=EIpgadX0tnc).
Bayu mengungkapkan, sesuai komitmen perusahaan saat memenangkan beauty contest pengelolaan kebun raya pada tahun 2019, PT MNR ingin memastikan bahwa pengelolaan kebun raya akan dilakukan secara profesional, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. “Digitalisasi penjualan tiket misalnya, menjadi salah satu upaya yang kami lakukan agar setiap pengunjung punya standar yang sama ketika ingin masuk ke kebun raya. Bagi kami pengelola, ticketing ini menjadi salah satu parameter tentang akuntabilitas pengelolaan kebun raya,” ungkap Bayu.
Untuk mengoptimalkan fungsi kebun raya, Bayu menambahkan, PT MNR akan melakukan sejumlah inovasi, sehingga memungkinkan para pengunjung dapat memperoleh nilai tambah selain berwisata. Selain itu, inovasi juga dibutuhkan untuk menarik lebih banyak pengunjung, terutama generasi muda sebagai penerus bangsa agar mereka semakin mengenal keragaman hayati di Indonesia, khususnya pada pohon dan tumbuhan yang ada di kebun raya.
Peningkatan jumlah pengunjung dari generasi muda selama dua tahun ini terus meningkat. Hal ini terlihat dari keberadaan akun sosial media @kebunraya_id sebagai sarana penyebaran informasi di Instagram, Facebook, Twitter, dan Tiktok. Kanal Youtube @kebunraya_id juga menyuguhkan informasi edukasi tentang tumbuhan di kebun raya.
“Generasi muda yang jumlahnya sangat besar ini punya karakteristik dan cara berkomunikasi berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Karena itu, kami melakukan sejumlah terobosan dan program agar kaum muda yang datang ke kebun raya tidak sekedar wisata, tapi juga mendapatkan banyak informasi tentang keilmuan. Selama ini hampir 90% pengunjung yang datang baru untuk berwisata,” tambah Bayu.
Salah satu langkah terobosan yang dilakukan oleh PT MNR adalah menghadirkan sarana edukasi Glow di Kebun Raya Bogor dengan luasan yang terbatas hanya 3% dari kebun raya. Konsep edukasi tersebut sudah lebih dulu diterapkan di berbagai kebun raya di sejumlah negara seperti Kew Garden-Inggris, Desert Botanical Garden-Arizona, Fairchild Tropical Botanic Garden-Amerika. Kehadiran sarana edukasi Glow di Kebun Raya Bogor juga disesuaikan dengan kearifan budaya lokal serta tidak mengganggu fungsi kebun raya lainnya.
“Setiap program baru yang ada di kebun raya sudah mendapatkan persetujuan dari BRIN dan didukung oleh riset ilmiah. Kami berharap, sarana edukasi Glow dapat menjadi tujuan wisata sekaligus edukasi terbaik di Indonesia, sehingga tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri,” kata Bayu.