Jumat, 27 November 2020 19:15 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Kawasan Industri Takalar baru saja ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional Melalui Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
Sebagaimana diketahui bahwa sejak 2018 pemerintah Kabupaten Takalar telah menjajaki dan melakukan komunikasi intens dengan PT KBN dan pada Tahun 2019 terwujud MoU Pemerintah Kabupaten Takalar dengan KBN.
Pada proses awal, Investor memilih 3 negara (Thailand, Vietnam, dan Indonesia) untuk proses investasi. Di Indonesia Kabupaten Takalar bersaing dengan 6 Kabupaten dan akhirnya setelah pihak investor memeriksa berbagai kesiapan pemkab tersebut, melalui kunjungan ke Takalar investor memutuskan memilih kawasan industri Takalar.
“Alhamdulillah, Kawasan Industri Takalar, sudah masuk PSN setelah awal tahun masuk RPJMN. Ini berkat doa-doa masyarakat Takalar, dukungan Pemprov Sulsel, KBN dan Kementrian,” jelas Bupati Takalar, Syamsari dalam rilis, Jumat (27/11/2020).
“Sejak 2019 Pemkab Takalar dan KBN intens berkomunikasi dengan Pak Gubernur, Kementrian perindustrian, BUMN dan Menko Prekonomian. Akhirnya di awal Tahun 2020 Kawasan Industri Takalar masuk menjadi salah satu agenda di RPJM 2020-2024. Dan hari ini kami dikirimi SK Perpres Nomor 109 Tahun 2020 yang menyatakan bahwa Kawasan Industri Takalar dimasukkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Kami bersyukur bahwa upaya dari bawah ini telah kami persembahkan untuk menjadi PSN. Ini wujud kontribusi kami untuk pemulihan ekonomi nasional,” tutup Bupati Takalar yang juga Ketua DPW Partai Gelora Sulsel ini.
Data perseroan mencatat bahwa KBN sedang mengembangkan Takalar Integrated Industrial Park (TIIP) di Kabupaten Takalar. Kabupaten Takalar dilewati oleh alur pelayaran internasional yakni alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) 2 dan lokasinya berdekatan dengan pelabuhan yang ada yakni hanya sekitar 25 kilometer.
TIIP merupakan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan dan berkonsep industri multiklaster yang didukung oleh infrastruktur kawasan yang lengkap.
Kawasan industri itu rencananya dibangun di lahan 3.500 hektare dengan perincian 2.600 hektare untuk kawasan industri, 100 hektare kawasan pelabuhan, 100 hektare kawasan perumahan dan komersial, serta 45 hektare menjadi kawasan golf.
Sementara itu, di kawasan industri, lahan seluas 1.000 hektare nantinya dijadikan industri pengolahan logam bukan besi dan dikerjakan dalam beberapa tahap.