Sabtu, 21 September 2019 14:51 WIB
Penulis:El Putra
BANK Sulselbar meraih penghargaan The Best Performance Bank dalam kategori Bank Pembangunan Daerah (BPD) sejalan dengan konsistensi kinerja perseroan sekaligus mencetak pertumbuhan bisnis berkelanjutan.
Adapun raihan tersebut merupakan hasil seleksi dewan juri Bisnis Indonesia Financial Award (2019) yang memiliki latar belakang kuat dalam industri finansial baik bank, asuransi maupun multifinance, yakni Sigit Pramono, Destry Damayanti, Hotbonar Sinaga, Suwandi Wiratno dan Arif Budisusilo.
Bank menunjukkan performa positif sepanjang semester pertama tahun ini. Kredit per Juni 2019 tercatat Rp16,09 triliun, tumbuh 13,55 persen (year-on-year/yoy).
Perseroan juga mampu meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) serta meningkatkan porsi dana murahnya. Pada Juni tahun ini, total DPK tercatat Rp17,36 triliun naik 14,36 persen dari periode sama tahun lalu. Sementara itu, rasio dana murah (current account and savings account/CASA) per Juni 2019 tercatat naik 765 basis poin menjadi 68,78 persen.
Tren ini menjadi motor utama bagi perseroan untuk dapat mempertahankan laba bersih Rp283,05 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Jika ditelisik lebih lanjut, kinerja fungsi positif perseroan ini merupakan lanjutan tahun 2018. Kredit dan dana pihak ketiga masing-masing tumbuh 14,08 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp15,23 triliun, dan 14,48 persen yoy menjadi Rp12,65 triliun.
Malam Anugerah BIFA 2019 digelar hari ini, Jumat (20/9) di Dian Ballroom, Hotel Raffles, Jakarta, Direktur Utama Bank Sulselbar Andi Muhammad Rahmat menerima secara langsung plakat penghargaan dari dewan juri.
Sebagai informasi, Andi Muhammad Rahmat yang menakhodai Bank Sulselbar sejak 2014 silam mampu membawa perseroan pada titik konsistensi kinerja, menjalankan transformasi bank daerah hingga mencetak keberlanjutan pertumbuhan bisnis dalam beberapa tahun terakhir.
"Penghargaan ini sebenarnya diperuntukkan terhadap seluruh elemen karyawan Bank Sulselbar, hasil kerja tim. Semangat membawa bank daerah yang berdaya saing menjadi daya ungkit Bank Sulselbar menorehkan kinerja konsisten," kata Rahmat.
Untuk diketahui pada seleksi BIFA terbagi menjadi 2 tahap, yaitu seleksi kuantitatif yang merupakan seleksi awal dan seleksi kualitatif yang bertujuan untuk menentukan penerima award berdasarkan pertimbangan dewan juri.
Penilaian di sektor perbankan terbagi menjadi dua kriteria, yaitu The Best Performance Bank dan The Most Efficient Bank. Penilaian juga sangat memperhatikan konsistensi bank dalam menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Penyaringan awal dilakukan guna mendapatkan bank yang memenuhi kriteria kinerja baik, yaitu menggunakan beberapa rasio seperti kecukupan modal, kredit bermasalah, dan kredit terhadap dana pihak ketiga. Berikutnya, pengukuran efisiensi bank dilakukan dengan beberapa indikator dan juga rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebagai pertimbangan tambahan bagi dewan juri.
Chairman Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) Sigit Pramono, sekaligus ketua dewan juri, mengatakan bahwa seluruh pemenang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2019 telah melaui proses seleksi yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebanyak lima orang menjadi dewan juri pada tahun ini.
Satu di antaranya adalah Destri Damayanti yang belum lama ini terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Selain Destri, juga ada Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi Hotbonar Sinaga, Direktur Pemberitaan Harian Bisnis Indonesia Arif Budisusilo, dan Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno.
“Seleksi BIFA ini kami mengandalkan kekuatan dari teman2 bisnis indonesia. kami yakin data-data awal mengenai calon-calon yang akan dinominasikan itu sangat valid dan memang mencerminkan sesuai kriteria yang kami berikan,” katanya dalam sambutan BIFA 2019 di Raffles Hotel, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Sigit dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan selamat kepada para pemenang dari industri perbankan dan industri keuangan nonbank. Dia berharap bagi para perusahaan yang belum beruntung dapat terus memacu kinerja untuk bersaing pada tahun-tahun berikutnya.